REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mulai Senin (21/6) hingga sepekan ke depan, Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan swab test antigen terhadap penumpang secara acak di Stasiun Bogor dan beberapa stasiun keberangkatan lain. Pelaksanaan swab test antigen dilaksanakan di jam-jam padat pada pagi dan sore hari.
VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, mengatakan, selain di Stasiun Bogor, pelaksanaan swab test antigen juga dilakukan di Stasiun Bekasi, Cikarang, dan Tangerang pada pagi hari, serta di stasiun transit, yakni Stasiun Tanah Abang dan Manggarai pada sore hari.
“Jadi, mulai hari ini kami dari PT KAI Commuter melakukan tes acak antigen kepada pengguna jasa Commuter Line. Memang hari Senin adalah hari volume tertinggi setiap minggunya sehingga kami akan lebih banyak melakukan tes. Swab test tiap pagi itu ada di Stasiun Bogor, Bekasi, Cikarang, dan Tangerang. Kalau sore itu di stasiun transit, seperti Tanah Abang dan Manggarai,” kata Anne di Stasiun Bogor, Senin (21/6).
Anne menjelaskan, setiap harinya PT KAI menargetkan 100 hingga 150 orang untuk dilakukan swab test antigen setiap harinya. Namun, diperkirakan jumlah penumpang yang di-swab pada Senin akan lebih banyak karena volume penumpang pada Senin lebih tinggi dibandingkan dengan hari lain.
Tak hanya itu, dia menambahkan, pihaknya juga menyesuaikan dengan ketersediaan alat yang dimiliki. Dengan demikian, Anne mengaku akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk mencapai lebih banyak target penumpang yang diperiksa setiap harinya.
“Kami akan koordinasi dengan dinkes setempat semoga bisa lebih banyak lagi targetnya. Petugasnya kami dari PT KAI Commuter punya 30 pos kesehatan dipimpin oleh dokter, bidan, dan perawat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anne mengatakan, PT KAI juga berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat apabila ditemukan ada penumpang yang hasil swab test antigennya positif. Nantinya akan diarahkan untuk melakukan PCR swab test untuk memastikan kondisi penumpang tersebut.
Selain itu, penumpang tersebut tidak diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan menggunakan Commuter Line. “Yang pasti dari KAI Commuter kalau dapat yang positif tidak memperbwhkan masuk ke stasiun. Kalau terjadi positif, akan jadi catatan juga untuk dinas kesehatan,” ucapnya.
Anne memaparkan, jumlah penumpang Commuter Line tercatat mengalami kenaikan setelah libur Lebaran 1442 Hijriyah. Dalam sehari, jumlah penumpang bisa melampaui 500 ribu orang di mana sebelumnya jumlah penumpang rata-rata hanya 400 ribu hingga 450 ribu orang per hari.
Dengan demikian, dia menambahkan, dengan naiknya mobilitas masyarakat pengguna Commuter Line, PT KAI perlu melakukan beberapa hal untuk memastikan penumpang agar tetap sehat. Di samping melakukan pembatasan pada setiap gerbong kereta.
“Nah, makanya kami juga memilih stasiun keberangkatan terpadat kalau pagi hari. Semakin banyak yang bisa dilakukan tes, pasti lebih baik. Ini yang perlu kerja sama juga sehingga kami terbuka sekali ketika pemerintah daerah, satgas, atau dinas kesehatan bisa melakukan hal yang sama di stasiun,” tuturnya.
Anne menambahkan, selain melakukan swab test antigen, PT KAI mengimbau kepada pengguna jasa Commuter Line agar anak-anak dan balita untuk sementara tinggal di rumah dulu. Sementara, para lansia diperbolehkan menggunakan Commuter Line selain pada jam sibuk untuk menghindari kerumunan.
“Kemarin juga di Staisun Bogor sudah melakukan vaksinasi terhadap penumpang. Ini salah satu bentuk upaya kita agar penumpang beraktivitss dengan sehat,” katanya.
Salah seorang penumpang bernama Sarah (27 tahun) menyambut baik adanya swab test antigen di Stasiun Bogor. Sarah merupakan karyawan yang setiap hari berangkat bekerja bolak-balik ke Jakarta.
Meski mengaku sering melakukan swab test, Sarah tetap bersedia untuk dites di stasiun. “Kayaknya swab-nya random ya nggak semuanya, tapi bagus sih ini biar ketahuan kondisi penumpangnya. Kalau saya sudah biasa,” ujarnya