Kamis 17 Jun 2021 22:12 WIB

Jabar Cari 1.000 Pesantren untuk One Pesantren One Product

Tercatat pada OPOP 2021 sebanyak 2.600 pesantren telah ikut mendaftar.

Pesantren ilustrasi. Pemprov Jabar mencari 1.000 pesantren untuk program One Pesantren One Product.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pesantren ilustrasi. Pemprov Jabar mencari 1.000 pesantren untuk program One Pesantren One Product.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mulai melakukan tahap seleksi untuk mencari sebanyak 1.000 pondok pesantren di setiap kota/kabupaten yang memiliki produk unggulan untuk mendapatkan bantuan pengembangan program One Pesantren One Product (OPOP) tahun anggaran 2021.

"Kita ambil 1.000 yang memang punya prospek usaha yang dilakukan oleh pesantren, jadi para pesantren mengirimkan orang sebagai pengelola bisnisnya dalam mendukung kemandirian pondok pesantren," kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji usai acara seleksi pesantren untuk program OPOP di Kabupaten Garut, Kamis (17/6).

Ia menuturkan program OPOP telah berjalan selama tiga tahun yang setiap tahunnya banyak pesantren di setiap kota/kabupaten antusias untuk mengikutinya. Tercatat pada OPOP 2021, kata dia, yang melakukan pendaftaran sebanyak 2.600 pesantren, kemudian yang lolos seleksi sebanyak 1.329 pesantren tersebar di tiap desa dari 15 kabupaten/kota se-Jabar.

"Kebanyakan pesantren-pesantren ini dari desa, nantinya rezeki mereka rezeki kota, dan bisnisnya mendunia," katanya.

Ia menyampaikan seluruh peserta yang lolos seleksi pada tahap pertama akan mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan usaha produk yang dikelola oleh pondok pesantren. Tujuan program itu, kata dia, agar di pondok pesantren memiliki keahlian lain di bidang bisnis sehingga tumbuh perekonomian yang memberikan manfaat bagi santri maupun pesantren.

"Berharap kalau ekonomi pesantren tumbuh, ya minimal bisa melakukan pemasaran diinternal pesantren, pesantren juga punya kegiatan ekonomi untuk membantu operasional pesantren," kata Kusmana.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement