Kamis 17 Jun 2021 13:45 WIB

Wisma Atlet Dipenuhi Pasien Covid yang Belum Divaksinasi

Data Kemenkes, 83 persen pasien Wisma Atlet belum divaksinasi.

Seorang tenaga kesehatan berjalan di selasar Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Menurut Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Tugas Ratmono, pihaknya menambah jumlah kapasitas tempat tidur menjadi 7.394 dari 5.994 akibat tingginya penularan Covid-19 di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Foto:

Hari ini (17/6), pasien Wisma Atlet bertambah 179 orang. "Pasien rawat inap terkonfirmasi positif di Tower 4, 5, 6, dan 7 (bangsal perawatan) sebanyak 5.730 orang, sementara jumlah semula (satu hari sebelumnya) 5.551 orang. Ada penambahan jumlah pasien rawat inap sebanyak 179 orang," kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I, Kolonel Marinir Aris Mudian.

Ia juga menyampaikan terhitung sejak 23 Maret 2020 sampai 17 Juni 2021, atau dalam periode lebih dari satu tahun, jumlah pasien yang dirujuk ke RS Darurat Wisma Atlet mencapai 93.578 orang. Dari jumlah itu, 86.835 pasien Covid-19 telah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit, sementara 921 pasien dirujuk ke rumah sakit lain.

Sejauh ini, kepala penerangan Kogabwilhan I TNI mencatat jumlah pasien meninggal di RS Darurat Wisma Atlet per 17 Juni 2021 ada 92 orang.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro, menyampaikan, kondisi keterisian ruang gawat darurat dan juga tempat tidur di rumah sakit saat ini sudah mengkhawatirkan. Lonjakan kasus terus terjadi di berbagai daerah.

Bahkan, kenaikan kasus aktif Covid-19 per 16 Juni 2021 mencapai 9.944 orang dan menjadikan total kasus aktif di Indonesia mencapai 120.306 kasus.

“Angka keterisian ruang gawat darurat dan tempat tidur di rumah sakit sudah mengkhawatirkan, bed occupancy ratio sudah lebih dari 50 persen di beberapa daerah, bahkan sudah mencapai 100 persen,” ujar Reisa saat keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta.

Reisa mengatakan, varian Delta yang merupakan varian baru dari virus SARS-Cov-2 telah dikonfirmasi beredar di Jawa Tengah dan kemungkinan telah menyebar ke daerah lain. “Varian apa pun yang akan muncul sebagai akibat mutasi alami virus, tidak mungkin akan menjangkiti kita dan orang orang lain apabila semua tindakan pencegahan kita lakukan,” ujar dia.

Ia menegaskan, memakai masker merupakan cara jitu untuk melawan varian virus baru dan Covid-19 secara umum, mengingat virus SARS-Cov-2 menular melalui droplets. “Masker yang dipakai pun harus yang ampuh menangkal droplets masuk ke tubuh kita lewat rongga mulut dan hidung,” ujarnya.

Reisa menjelaskan, masker medis yang sebaiknya digunakan merupakan masker yang sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan. Jika menggunakan masker kain, ia mengimbau agar menggunakan masker yang terdiri dari minimal tiga lapis.

Membuka masker, ia menambahkan, dapat dilakukan pada saat makan dan minum atau olahraga, dengan syarat tetap menjaga jarak aman dengan orang lain minimal dua meter.

“Jangan buka masker di ruang tertutup yang banyak orangnya. Saya jelaskan lagi bahwa virus adalah makhluk mikro organisme yang dapat saja melayang di udara ruang tertutup atau bersifat aerosol,” kata Reisa menegaskan.

Untuk diketahui, berdasarkan temuan The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atlanta, droplets dapat bertahan di udara dalam hitungan detik hingga menit sebelum jatuh seiring gravitasi. Sedangkan, tetesan yang lebih kecil berupa partikel aerosol dapat bertahan di udara dalam ruang tertutup tanpa ventilasi yang baik selama beberapa menit hingga hitungan jam.

Lebih lanjut, Reisa juga menyampaikan sejumlah upaya untuk menekan laju penularan Covid-19 dan mengembalikan situasi kota dan kabupaten ke risiko rendah atau zona hijau.

Pertama, ia meminta agar masyarakat melaporkan diri ke puskesmas terdekat apabila merasa kontak erat dengan pasien positif. Hal tersebut merupakan bagian dari cara pengendalian penularan melalui 3T (tes, telusur, tindak lanjut, dan terapi).

Kedua, ikut serta menyukseskan vaksinasi dengan cara mendaftarkan, mengantar, dan menemani para lansia, orang tua, guru, penyandang disabilitas yang belum mendapatkan vaksinasi. Ketiga, bagi yang telah menerima vaksin, tetap lindungi orang lain dengan terus mempraktikkan protokol kesehatan secara disiplin.

“Tidak ada cara mengakhiri pandemi ini kecuali dengan cara memutus penularan bersama-sama,” kata Reisa menegaskan.

photo
Tren Covid-19 Meningkat, Zona Merah di Indonesia Bertambah - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement