REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof. Mohammad Nasih mengungkapkan dari hasil uji Institute Tropical Disease (ITD) terhadap spesimen COVID-19 Bangkalan ditemukan ada kemiripan dengan spesimen dari Kudus, Jawa Tengah. Hasilnya menyerupai mutasi virus corona B16172 atau varian delta.
"Hasil tampaknya tidak jauh-jauh dari Kudus, tapi kami belum bisa menyimpulkan apa-apa karena sampel yang bisa diidentifikasi baru tiga," ujarnya di Surabaya, Senin (14/6).
Prof. Nasih menjelaskan ITD hanya mengidentifikasi tiga spesimen karena 24 sampel COVID-19 dari Bangkalan yang diterima tidak sempurna, sehingga hasilnya pun tidak bisa didapatkan dengan tepat."Sampel yang kami terima agak kurang sempurna, sehingga dari 24 sampel yang kami proses, yang benar sempurna hasilnya baru tiga sampel," ucap dia.
Dari tiga sampel yang diidentifikasi, kata dia, hasilnya sudah disampaikan kepada Menteri Kesehatan, Gubernur Jawa Timur dan Kepala Dinas setempat."Intinya kami belum bisa menyimpulkan macam-macam, karena sampel yang kami dapat masih sangat sedikit, dan ada beberapa sampel bermasalah," ucap dia.
Ia pun menekankan bahwa kasus Bangkalan ini harus direspons secara khusus. Penanganannya harus spesifik karena menyangkut penyebaran yang sangat kuat dan cepat.
"Kami mendengar bahwa ada peningkatan di Rumah Sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga (RSKI Unair), yang sebelumnya hanya 21-an pasien, kini bahkan 50 lebih pasien ditangani. Ini menandakan bahwa ada peningkatan yang cukup tajam dan penyebaran cukup cepat," tutur dia.
Berdasarkan data hingga Ahad (13/6), sebanyak 179 pasien COVID-19 dari kluster Madura dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Kota Surabaya. Pasien yang dirawat merupakan tindak lanjut kasus di Bangkalan dan hasil penyekatan di Jembatan Suramadu.
Ketua Pelaksana Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien COVID-19 RSLI Radian Jadid menjelaskan kondisi pasien rata-rata mulai tanpa gejala hingga gejala ringan dan sedang. Konfirmasi tes usap PCR positif dengan CT Value kebanyakan di bawah 25, yang berarti infeksius atau berpotensi besar menular.