REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah belum melihat ada kaitan langsung antara temuan varian baru Covid-19 di Indonesia dengan fenomena lonjakan kasus saat ini. Kenaikan kasus yang terjadi saat ini, menurut Satgas Penanganan Covid-19, merupakan dampak dari aktivitas masyarakat selama libur panjang Idul Fitri 2021. Fenomena serupa juga terjadi pada periode Lebaran 2020 lalu.
"Adanya varian baru yang ditemukan di berbagai daerah, sampai sekarang belum terbukti atau penelitiannya tentang itu belum bisa membuktikan bahwa adanya hubungan langsung peningkatan kasus karena varian baru," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Jumat (11/6) petang.
Ia menegaskan, memang benar ditemukan varian baru di berbagai tempat di Indonesia dan saat ini terjadi kenaikan kasus. Namun, menurut dia, bukan berarti ada hubungan langsung antara keduanya. Satgas, kata Wiku, juga menunggu jika ada penelitian mendalam yang menyatakan adanya hubungan kedua hal ini.
"Tentunya, kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut, apabila ada hasil penelitian yang lebih dalam oleh perguruan tinggi atau Kementerian Kesehatan yang bisa membuktikan adanya potensi hubungan ditemukan varian baru dan jumlah kasus di Indonesia. Tentunya, akan kami sampaikan kepada publik," katanya.
Di samping itu, pada perkembangan penanganan pandemi di Indonesia bergerak secara dinamis berdasarkan level alarm. Suatu daerah bisa masuk kuadran waspada, tetapi beberapa hari kemudian sudah berpindah ke zona yang lebih aman.
Dari data perkembangan per 10 Juni 2021, terjadi perkembangan pada level alarm daerah. Perkembangan ini terjadi secara dinamis, seperti perubahan level alarm di Kabupaten Bangkalan, Kota Malang, Kabupaten Blitar, dan Kora Surabaya.
"Level alarm daerah dapat bergerak secara dinamis sesuai acuan data terkini. Imbauan kehati-hatian tidak hanya pada derah yang berstatus perlu diwaspadai. Ingat bahwa kondisi pandemi Covid-19 sangat dinamis, jika kita lengah sedikit saja, maka kondisi yang baik dapat berubah dalam waktu yang singkat," kata Wiku.