REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, ada beberapa penyebab terjadinya peningkatan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota. Riza mengatakan, salah satunya akibat mobilitas masyarakat saat mudik Lebaran, baik di dalam maupun luar kota.
"Ada beberapa penyebab, di antaranya masih ada peningkatan mudik Lebaran kemarin dampak dari juga interaksi semakin tinggi, dalam dan luar kota, karena (penyekatan) sudah dibuka," kata Riza di Jakarta, Jumat (11/6).
Selain itu, Riza melanjutkan, mobilitas masyarakat yang datang dari luar negeri juga terjadi peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. Namun, menurutnya perilaku warga yang mulai abai terhadap penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona juga menjadi salah satu penyebab melonjaknya kasus di Ibu Kota.
"Tidak kalah penting sebagian masyarakat mulai kurang kontrol dan abai, mulai tidak hati-hati lagi, mungkin karena capek sudah setahun lebih (pandemi Covid-19)," ujarnya.
Meski demikian, Riza kembali menegaskan, pandemi Covid-19 belum berakhir. Sehingga ia meminta kepada seluruh masyarakat agar tetap melaksanakan protokol kesehatan dan tidak abai terhadap bahaya penularan virus corona.
"Sekali lagi kami ingatkan, perjuangan kita melawan pandemi ini belum selesai. Jadi jangan lengah, jangan abai, jangan santai, harus sungguh-sungguh kita pastikan di lini terdepan di ruang-ruang kecil rumah sekalipun, di RT, RW komunitas di mana saja tetap laksanakan protokol kesehatan," jelasnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, pihaknya pun tidak akan segan menindak siapapun yang melanggar protokol kesehatan. Baik itu pasar, mal, restoran, pabrik, maupun yang lainnya.
Ariza juga menyebut, saat ini tingkat keterisian rumah sakit (RS) rujukan pasien Covid-19 di DKI Jakarta telah mencapai 65 persen. Dia menuturkan, hal ini merupakan imbas adanya peningkatan jumlah kasus penularan virus corona di Ibu Kota.
"Perhatian bagi warga Jakarta beberapa hari ini ada peningkatan," ucapnya.
Riza menjelaskan, hingga Kamis (10/6), tingkat keterisian rumah sakit di Jakarta mencapai 4.276 tempat tidur. Lalu, tempat tidur di ruang ICU sebanyak 630 unit atau 58 persen sudah digunakan.
Ariza mengatakan, jumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sebanyak 106 lokasi, Puskesmas Kelurahan (290 lokasi), Puskesmas Kecamatan (44 lokasi) dan tenaga kesehatan (144.700 orang). "Jadi mohon perhatian bagi seluruh warga Jakarta beberapa hari ini terjadi peningkatan yang cukup tinggi, terkait TT, ICU dan yang terpapar Covid-19," ucapnya.