Rabu 09 Jun 2021 23:33 WIB

Warga Tunggul Hitam Padang Lihat Sosok Buaya

Sungai tempat buaya itu muncul merupakan habitat alaminya.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Satwa dilindungi Buaya Muara  (crocodylus porosus)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Satwa dilindungi Buaya Muara (crocodylus porosus)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Warga Komplek Perumahan Pondok Indah Permai, RT 05/RW 11, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang dihebohkan oleh kemunculan seekor buaya di aliran sungai di sekitar komplek tersebut. Zainalharmi, warga setempat menyebut melihat buaya pada pukul 11.30 WIB.

"Saya kira awalnya ikan, karena enggak kelihatan betul, yang terlihat itu riak-riak air di balik pohon bambu, karena di sini memang banyak ikan," kata Zainal, Rabu (9/6).

Baca Juga

Zainal menambahkan selama ini dirinya tidak pernah melihat buaya di Tunggul Hitam. Tapi cerita-cerita warga sekitar, di aliran sungai di kompleks tersebut memang berisi buaya.

Kepala BKSDA Resor Kota Padang, Hendra Yuriko membenarkan kawasan Dadok Tunggul Hitam memang habitat buaya. Menurut Hendra, pihaknya tidak dapat mengevakuasi atau memindahkan buaya tersebut sesuai permintaan warga setempat. Karena lokasi sungai buaya itu muncul merupakan habitat alaminya. Sehingga bila dipaksakan melakukan evakuasi, BKSDA akan menyalahi undang undang. 

Proses evakuasi dapat dipaksakan seandainya terjadi konflik antara buaya tersebut dengan manusia. Selain itu, andai dilakukan evakuasi akan memakan waktu lama melihat habitat yang cukup panjang dan luas.

Lurah Dadok Tunggul Hitam, Engki Espita mengatakan ada desakan dari warga supaya buaya tersebut dievakuasi. Warga merasa kehadiran buaya tersebut mengganggu dan mengancam aktivitas warga yang ada di pinggiran sungai.

Buaya tersebut menurut penuturan warga kerap muncul dan menampakkan diri tepat di kebun milik warga dan lokasi warga beraktivitas, seperti mancing dan tempat anak-anak bermain. Ia berharap BKSDA memberikan imbauan dari edukasi kepada masyarakat agar memahami keamanan beraktivitas di dekat habitat buaya.

“Jika memang tidak bisa dievakuasi, kami minta bantu kepada BKSDA agar memberikan imbauan kepada masyarakat disamping itu kami juga akan memberikan imbauan kepada masyarakat kami,” ujar Engki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement