Rabu 09 Jun 2021 13:36 WIB

Nakes Positif Bertambah, Perlukah Booster Vaksin Covid-19?

IDI tegaskan vaksin apapun, termasuk vaksin Covid-19, tak 100 persen melindungi.

Petugas menyuntik vaksin Covid-19 tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Pandak I, Bantul, Yogyakarta, Rabu (3/2).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas menyuntik vaksin Covid-19 tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Pandak I, Bantul, Yogyakarta, Rabu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Arie Lukihardianti, Shabrina Zakaria

Beberapa bulan setelah vaksinasi bagi tenaga kesehatan (nakes) bergulir, kabar mengenai nakes yang meninggal akibat Covid-19 boleh dibilang berkurang cukup drastis. Baru setelah Lebaran, masyarakat kembali mendengar banyaknya nakes yang terinfeksi Covid-19 meski sudah divaksin.

Baca Juga

Salah satu daerah dengan jumlah tinggi nakes yang terinfeksi virus adalah Kudus, Jawa Tengah. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan, ada lebih dari 300 tenaga kesehatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang terpapar Covid-19. Kendati demikian, seluruh tenaga kesehatan yang terpapar tersebut dalam kondisi yang baik setelah sebelumnya mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19.

“Termasuk satu orang dokter spesialis yang usianya 70 tahun yang juga terpapar, alhamdulillah kondisinya juga baik,” ujar Budi, saat konferensi pers di Kantor Presiden beberapa waktu lalu.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) juga mencatat puluhan perawat di Tanah Air terpapar Covid-19 selama periode 15 Mei hingga 7 Juni 2021. PPNI mengonfirmasi sebanyak 98 perawat terpapar Covid-19 dan nakes perawat yang tidak tertolong sebanyak sembilan orang selama 15 Mei 2021 hingga 7 Juni 2021.

"Rekapan data yang masuk di PPNI sejak tanggal 15 Mei sampai dengan 7 Juni, terkonfirmasi sebanyak 98 orang perawat terpapar Covid-19," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah.

Perlindungan kepada nakes padahal menjadi aspek utama dalam penanganan Covid-19. Pertanyaan pun muncul apakah perlu nakes kembali mendapatkan booster vaksin Covid-19, mengingat nakes pada umumnya sudah rampung divaksin dosis kedua sejak Februari tahun ini.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan, vaksin memang tidak akan melindungi hingga 100 persen. "Meski sudah disuntik dua dosis vaksin Covid-19, tidak bisa melindungi 100 persen. Itu berlaku pada semua jenis vaksin, baik Pfizer, Sinovac, AstraZeneca, Moderna," kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban, saat dihubungi Republika, Rabu (9/6).

Artinya, dia menambahkan, orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi virus ini. Apalagi kalau masih disuntik sekali sangat memungkinkan tertular virus ini karena belum terproteksi.

Setelah vaksinasi lengkap dua dosis dilakukan, dia melanjutkan, kekebalan muncul sepekan kemudian. Lalu antibodi terus bertambah secara bertahap. Kemudian, dia melanjutkan, perlindungan baru mulai optimal sebulan suntikan dosis kedua.  

"Namun, itu juga tetap tidak memiliki daya lindung vaksin 100 persen. Memang dari hasil penelitian tidak ada vaksin Covid-19 yang melindungi 100 persen, hanya biasanya kalau sudah divaksinasi dua kali dan terinfeksi, sakitnya tidak berat," ujarnya.

Terkait apakah nakes yang terinfeksi Covid-19 harus kembali mendapatkan booster, Zubairi menolak opsi tersebut. Sebab, dia melanjutkan, belum ada bukti ilmiahnya.

Kendati demikian, ia menegaskan, manfaat vaksin Covid-19 luar biasa. Ia menyontohkan di Amerika Serikat (AS) hingga akhir April lalu, sebanyak 101 juta orang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 sebanyak dua kali. Namun, dia melanjutkan masih ada yang tertular virus ini meski persentasenya sangat sedikit hanya 10.262 orang.  

Zubairi menambahkan, mereka yang terinfeksi virus ini berasal dari 46 negara bagian. Ia memperinci sebanyak 6.446 orang di antaranya adalah perempuan (63 persen).  Kemudian usia rata rata 58  tahun (40–74 tahun), 2.725 (27 persen) tanpa gejala, 995 (10 persen) dirawat inap, dan 160 (2 persen) pasien meninggal dunia. Namun, dia menambahkan, kasus baru harian di AS turun yang semula 300.000 menjadi kurang dari 5.000.

"Jadi, tolong dicatat bahwa manfaat vaksin Covid-19 bagus," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement