REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengungkapkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak didominasi orang-orang terdekat seperti keluarga. Ia mengaku setiap hari mendapatkan laporan tentang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Laporan tersebut terus meningkat di masa pandemi Covid-19 sehingga Kemen PPPA memperkuat layanan rujukan yang sudah tersedia bagi mereka yang membutuhkan perlindungan khusus. "Para pelaku kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak itu didominasi oleh orang-orang terdekat seperti keluarga. Setiap pagi saya mendapatkan informasi, tiada hari tanpa kasus kekerasan dan kasus kekerasannya yang terjadi tidak masuk logika," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6).
Kemudian, ia melanjutkan hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bersama. Sehingga pihaknya membutuhkan sinergi dari berbagai pihak. Sinergi tersebut adalah untuk mengatasi dan mengantisipasi kekerasan terhadap perempuan dan anak, terlebih pada masa pandemi Covid-19 yang jumlahnya meningkat.
"Kami harus bersama-sama melakukan langkah-langkah penanganan, tapi dari hulunya juga kami harus lakukan pencegahan isu-isu kekerasan secara komprehensif," kata dia.
Bintang mengakui Kemen PPPA tidak bisa melakukannya sendiri, sinergi, kolaborasi dan diskusi diperlukan untuk bisa mencari praktik baik yang dapat dilakukan. "Kami harus bergandengan tangan untuk menyelesaikan kasus-kasus ini sebagai salah satu dampak dari pandemi,” kata dia.
Ia menambahkan sudah menyalurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik khusus kepada daerah untuk penanganan masalah tersebut. "Saya harap bantuan tersebut dapat mengoptimalkan penanganan dan pendampingan korban serta kasus-kasus terkait perempuan dan anak," ujar dia.