REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, banyak sirine pengingat gempa di Kabupaten Malang rusak. Oleh karena itu, BMKG meminta pemerintah daerah segera memperbaikinya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, Kabupaten Malang sebenarnya sudah memiliki sejumlah sirine di beberapa titik. Namun sirine yang dipasang 10 tahun lalu oleh Badan Penanggulangan Bencana dan Daerah (BPBD) dan dihibahkan pemerintah daerah sudah mengalami kerusakan. "Nah ternyata, kami juga kebetulan menyumbangkan ke pemda, tapi jumlahnya jauh lebih sedikit," jelasnya di Desa Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Selasa (8/6).
Menurut Dwikorita, peralatan sirine yang dipasang 10 tahun lalu sudah tidak produksi lagi saat ini. Padahal sirine-sirine tersebut sudah tidak berbunyi lagi seperti sedia kala. Sebab itu, Dwikorita meminta, pemda untuk segera mengganti atau memperbaikinya.
Pergantian alat tidak harus sama dengan bentuk sirine yang dipasang 10 tahun lalu. Selain karena sudah tidak diproduksi, harga dan pemeliharaan alat tersebut mahal. BMKG telah mengembangkan teknologi tepat guna dan hasil produksi dalam negeri.
"Pemda pastinya dengan itu lebih mampu menyiapkan dan memelihara. Itu terutama tentang sirine," kata Dwikorita.
Sementara ihwal peta evakuasi, Dwikorita menilai, Pemda dan BPBD Kabupaten Malang sudah menyiapkannya dengan baik. Kabupaten Malang hanya perlu meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana serta pelatihan mitigasi secara rutin. Selanjutnya, hanya perlu memutuskan jalur evakuasi bersama dengan sebaik mungkin.
Dwikorita mengaku ada beberapa daerah yang mengalami kendala pada jalur evakuasinya. Banyak jalur-jalur tersebut tertutup sungai sehingga memerlukan jembatan. Oleh sebab itu, pemerintah daerah harus segera melengkapi sarana dan prasarana tersebut agar masyarakat aman saat evakuasi.