REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Mohammad Zahri menilai tim pengawas untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) bisa memanfaatkan yang sudah ada di sekolah atau dinas pendidikan. Zahri juga menyarankan agar memberdayakan satuan pramuka.
"Mungkin juga perlu kita pikirkan, tim pengawas tadi itu //nggak// jauh-jauh dari yang kita miliki saja kita optimalkan. Sekolah ini kan ada kepala sekolah, ada komite, di dinas ada pengawas sekolah. Kita punya satuan pramuka dari pusat sampai ke daerah," kata Zahri, dalam diskusi daring Tatap Muka Demi Siswa, Sabtu (5/6).
Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf mengatakan anggota pramuka selama ini sudah dilatih menjadi orang yang disiplin dan tangguh. Menurutnya, hal ini bisa menjadi momentum memanfaatkan pramuka dalam melakukan pengawasan protokol kesehatan.
Dede mendorong agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) mengenai kewajiban adanya satuan tugas pengawasan pelaksanaan PTM. Di dalam SKB ini, menurut Dede bisa mengamanatkan agar organisasi seperti pramuka menjadi satuan tugas.
"berikan mereka kesempatan untuk menjadi satgas. Dengan pakai slayer khusu prokes. Nanti dia yang akan berkeliling memeriksa di setiap kelas," kata dia lagi.
Tentunya, perlu ada dukungan pembiayaan bagi satgas ini. Misalnya, masker dan hand sanitizer yang sudah harus disiapkan untuk para relawan dari pramuka. Dengan demikian, satgas akan lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya.
"Satgas ini menjadi isu penting untuk kita bicarakan. Jadi bukan pro kontra masuk atau tidak masuk sekolah, tapi satgas ini," kata dia menegaskan.