REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan berolahraga di ruas jalan yang sudah terportal di kawasan Kanal Banjir Timur ternyata menjadi petaka bagi Mulyadi, warga Pondok Kelapa. Di sisi jalan dekat pintu air Kanal Banjir Timur, Duren Sawit, pria kelahiran 21 Oktober 1952 tersebut meregang nyawa.
Ia tertabrak dan masuk kolong mobil Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta bernomor polisi B 9404 PMA yang akan menyiram pepohonan di sepanjang ruas jalan kanal tersebut pada Kamis (3/6) pagi. Mulyadi kemudian mengembuskan nafas terakhir saat dibawa menuju Puskesmas.
Sang supir kendaraan bernama M Nuropik tidak mengetahui di belakang kendaraannya ada pejalan kaki yang sedang berolahraga. “Sebelum saya jalankan kendaraan saya mundur, saya lihat jalanan kosong, tidak ada orang sama sekali," kata dia dalam keterangan kepada wartawan.
Nuropik pun membawa mobilnya jalan mundur untuk memulai menyiram air ke pepohonan dari ujung jalan. Tak jauh dari pintu air, di turunan jalan tiba-tiba ia merasakan benturan dari belakang mobilnya dan laju kendaraannya seperti mengenai sesuatu. Ia segera menghentikan kendaraan operasional tersebut.
“Saya dan kenek saya turun dari mobil dan melihat di depan mobil kami sudah ada orang mengerang kesakitan, masih sadar. Lalu saya bawa ke Puskesmas terdekat dengan mobil tersebut,” kata dia . Namun sampai di Puskemas, Mulyadi yang tinggal tak jauh dari lokasi tersebut dinyatakan sudah meninggal.
Polisi yang mendengar kabar dari masyarakat atas peristiwa tersebut pun langsung mendatangi rumah korban dan mencari tahu penyebab kematiannya. Supir dan keneknya yang berada di rumah korban diminta menunjukkan lokasi kejadian dan kronologisnya. “Benar, telah terjadi kecelakaan antara pejalan kaki sama kendaraan Dinas Pertamanan DKI pukul 08.30 WIB,” ujar M Ali, petugas dari kepolisan Laka Lantas Wilayah Jakarta Timur.
Selanjutnya supir, kenek dan kendaraan yang memakan korban tersebut diamankan di kantor polisi Kebon Nanas, Kali Malang, Jakarta Timur.
Jenazah korban dibawa pihak keluarga langsung ke pemakaman keluarga di Kutoarjo. Pihak Dinas Pertamanan bertanggung jawab atas kejadian ini. “Segala keperluan korban dari rumah ke pemakaman kami fasilitasi,” ujar Syafril sebagai atasan supir kendaaraan dinas pertamanan tersebut.
“Kami pun berharap kiranya masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan,” tambahnya.
Namun dari pihak keluarga masih belum menjanjikan apa-apa terkait permitaan damai tersebut. “Kami masih dalam suasana duka, dan berfokus untuk pemakaman lebih dulu” ujar Uha Suliha, sebagai wakil terdekat pihak keluarga.