Jumat 04 Jun 2021 08:23 WIB

Transjakarta Bantah Busnya Gunakan Ban Vulkanisir

Transjakarta bantah menggunakan ban vulkanisir alias ban bekas yang dilapisi ulang

Rep: Febryan A/ Red: Esthi Maharani
Pekerja memproduksi ban vulkanisir
Foto: Antara/Aji Styawan
Pekerja memproduksi ban vulkanisir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) membantah bahwa armada mereka menggunakan ban vulkanisir alias ban bekas yang dilapisi ulang. Bantahan ini disampaikan usai beredarnya kabar bahwa bus Transjakarta yang pecah ban di Harmoni menggunakan ban vulkanisir.

“Transjakarta tidak pernah menggunakan ban vulkanisir pada semua armada baik swakelola maupun milik operator. Kami memastikan Transjakarta memberikan yang terbaik, baik dari sisi pelayanan maupun semua fasilitas yang disediakan,” kata Direktur Utama PT Transjakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo dalam siaran persnya, Jumat (3/6).

Satu bus Transjakarta mengalami pecah ban depan di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (3/6) siang. Foto-foto insiden itu diunggah akun Instagram resmi TMC Polda Metro Jaya.

Tampak lapisan luar ban itu terkelupas. "Bus Transjakarta alami gangguan ban (vulkanisirnya lepas) di samping pos Lantas Harmoni ...," demikian bunyi keterangan teks unggahan itu.

Warganet pun langsung heran melihat unggahan yang sudah disukai lima ribu orang lebih itu. Kebanyakan dari mereka mempertanyakan mengapa bus Transjakarta sampai menggunakan ban vulkanisir.

"Nggak ada anggaran buat ban?" demikian salah satu warganet berkomentar. "Bus kualitas Eropa, perawatan dan suku cadang di bawah standar," timpal warganet lainnya.

Dirut PT Transjakarta Jhony menjelaskan, bus yang mengalami kerusakan di Harmoni itu adalah armada swakelola Transjakarta dengan nomor body TJ217. Rute operasinya PGC - Harmoni (5C).

Bus yang melaju dari arah Juanda itu mengalami pecah ban ketika melintas di lampu merah Harmoni. Tepatnya pecah pada ban depan sebelah kanan.

Setelah pecah ban, kata dia, aparat kepolisian mengarahkan bus itu untuk terus melaju hingga halte Harmoni. "Sehingga kondisi ban mengalami sobek di sekelilingnya," kata Jhony.

Jhony kembali memastikan bahwa ban yang digunakan bukanlah vulkanisir. Ban yang mengalami pecah, kata dia, tak selalu berarti ban vulkanisir. Ban orisinal juga bisa pecah dan lapisannya terkelupas.

“Ini murni pecah ban. Semua ban kita original hanya saja pada armada tersebut ban produksi 2016, sehingga saat pecah terlihat seperti vulkanisir lepas," ujar Jhony.

Selain itu, kata dia, bus yang mengalami pecah ban itu telah lulus uji KIR pada 9 Februari 2021. Kondisi ban juga sudah dipastikan dalam keadaan baik (TWI 5,7 mm).

Kendati demikian, pihaknya akan tetap menyelidiki insiden ini. "Transjakarta masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti,” kata Jhony lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement