REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Tanaman padi seluas 25 hektare dari 182 hektare di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat dipastikan gagal panen. Pasalnya, saluruan irigasi Plelen di wilayah ini tidak ada air yang mengalir.
"Setiap musim tanam kedua, kami pasti gagal panen atau puso. Irigasi Plelen tidak ada air yang mengalir setiap pertengahan masa tanam. Kami sudah mengajukan suplisi dari Irigasi Kalibawang tapi gagal karena debit air juga sudah tidak bisa dimaksimalkan," kata Ketua Kelompok Tani Sido Dadi Dusun Karangasem, Desa Sidomulyo, Bingat Sudiyanto di Kulon Progo, Kamis (3/6).
Ia mengatakan, setiap petani pasti harus merugi jutaan. Pasalnya, mereka sudah mengeluarkan biaya untuk membeli benih, biaya tanam, hingga pembelian pupuk yang saat ini dibatasi.
"Kami ini harus mengadu kepada siapa. Kami sudah kesulitan membeli pupuk, dan harga jual produk pertanian murah, kenapa kami harus masih menanggung kerugian karena tananam padi kami puso setiap masa tanam ke dua. Kami berharap pemkab bergerak cepat mengatasi masalah air untuk pengairan di wilayah kami," harapnya.
Bingat mengatakan, produktivitas tanaman padi di Desa Sidomulyo berkisar tujuh sampai delapan ton gabah kering panen per hektare. Produktivitas ini bisa dioptimalkan bila didukung dengan ketersediaan air yang mencukupi.
"Kami berharap pembangunan embung di Sidomulyo segera dibangun," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugroho mengatakan sudah memantau langsung kondisi lahan pertanian di Sidomulyo, khususnya wilayah Karangasem. Dari hasil pengamatannya, diakui bahwa debit air DI Pelelen sebagai penyuplai air lahan tersebut mengalami penyusutan sehingga menyebabkan gagal panen.
Pihaknya akan segera mengadakan pertemuan dengan instansi terkait di Kulon Progo untuk mencari solusi jangka panjang atas persoalan ini. Hal ini dikarenakan fenomena tahunan. Untuk merumuskan dua hal, pertama emergency yang ada untuk mengatasi masalah tetap ini, dan memberikan solusi jangka panjang dalam hal pengairan.
"Kami telah bertemu langsung dengan petani terdampak dan berjanji akan memberikan bantuan, salah satunya meminjamkan pompa air sementara. Pompa ini berfungsi menyuplai air dari DI lain ke lahan pertanian Karangasem dan sekitarnya," katanya.