Rabu 02 Jun 2021 17:05 WIB

Perhiasan Jadi Komoditas Utama Pendorong Inflasi Jatim

Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumenep.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menunjukan perhiasan emas (ilustrasi). BPS Jawa Timur mencatat terjadinya inflasi di Provinsi Jawa Timur pada Mei 2021, salah satunya karena kenaikan harga barang seperti perhiasan emas.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pekerja menunjukan perhiasan emas (ilustrasi). BPS Jawa Timur mencatat terjadinya inflasi di Provinsi Jawa Timur pada Mei 2021, salah satunya karena kenaikan harga barang seperti perhiasan emas.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya kenaikkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,27 persen pada Mei 2021.

Yaitu dari 105,48 menjadi 105,77. Adapun tingkat inflasi tahun kalender Mei 2021 sebesar 1,03 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2021 terhadap Mei 2020) sebesar 1,61 persen.

Baca Juga

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan kelompok mengalami inflasi, satu kelompok mengalami deflasi, dan satu sisanya tidak mengalami perubahan.

"Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,22 persen," kata Dadang saat menggelar konferensi pers secara virtual, Rabu (2/6).

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Dadang menjelaskan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Mei 2021 antara lain emas perhiasan, ayam hidup, daging sapi, minyak goreng, apel, jeruk, tarif gunting rambut pria, cat tembok, sop, dan tarif kereta api.

Dadang melanjutkan, berdasarkan penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama Mei 2021, seluruhnya mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumenep dengan catatan sebesar 0,41 persen.

Kemudian diikuti Surabaya sebesar 0,33 persen, Banyuwangi sebesar 0,27 persen, Malang sebesar 0,14 persen, Kediri sebesar 0,13 persen, Jember sebesar 0,11 persen, Probolinggo sebesar 0,10 persen.

"Sedangkan kota yang mengalami inflasi terendah yaitu Madiun sebesar 0,05 persen," ujar Dadang.

Berdasarkan catatan tingkat inflasi Tahun Kalender (Januari - Mei 2021) di delapan kota IHK Jawa Timur, Surabaya merupakan kota dengan inflasi Tahun Kalender tertinggi yaitu mencapai 1,17 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi Tahun Kalender terendah adalah Malang sebesar 0,37 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement