Senin 31 May 2021 15:29 WIB

Giant, Superindo, dan Masa Depan Forum Zakat

Cinta pada dunia zakat yang harus terus dirawat, dipupuk dan dipelihara.

Warga bersepeda melintasi Gerai Giant Ekspres di Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (27/5/2021). PT Hero Supermarket Tbk atau HERO Group memutuskan untuk menutup seluruh gerai supermarket Giant di Indonesia mulai akhir Juli 2021 dan fokus mengembangkan IKEA, Guardian serta Hero Supermarket.
Foto:

Oleh : Nana Sudiana, Sekjend FOZ & Direksi IZI

Munas dan Masa Depan Forum Zakat

Membaca tulisan tentang runtuhnya bisnis Giant di Indonesia, saya langsung teringat soal Munas Forum Zakat (FOZ) ke-9 kali ini. Bukan soal karena saya kebetulan jadi ketua panitia Munas, bukan pula soal munas-nya yang tempatnya asyik dan eksotik karena berada di Kota Batu nan Indah. Ini semua lebih pada bahwa walau Munas ini agenda rutin 3 tahunan, tetapi kali ini posisinya amat strategis bagi gerakan zakat, sekaligus nasib Forum Zakat ke depan di negeri ini.

Munas di Malang kali ini memang munas yang menantang. Menantang dari sisi masih adanya pandemi dan menantang dari dinamika zakat yang terkadang masih terjadi “turbulensi”, khususnya dalam soal regulasi dan re-posisi pengelola zakat dalam pembangunan umat dan bangsa ke depan.

Munas FOZ sendiri sejak dulu punya tradisi unik, yakni suksesi kepengurusannya sangat dipenuhi suasana kekeluargaan dan tak berisik. Para pimpinan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) lebih konsens ke soal-soal dinamika gerakan zakat, soal peningkatan kapasitas, kolaborasi, serta inovasi pengelolaan zakat terkini, termasuk soal digital marketing dan pengembangan kelembagaan zakat di masa depan.

Munas ke-9 FOZ kali ini di Kota Batu, punya mandat yang sama, yakni untuk terus bisa menjaga tradisi FOZ sebagai rumah besar gerakan zakat di Indonesia, yang penuh rasa cinta, kekeluargaan, dan spirit kolaborasi. Ini seperti tagline FOZ yang selama ini digunakan, dan menjadi impian bersama: “Kerja Sama-Sama, Keren Sama-Sama”.

 

FOZ kini sudah akan melewati 9 kali Munas, artinya sudah dua dekade lebih FOZ lahir dan berkiprah di negeri ini. Walau FOZ terus bekerja mengawal dan membersamai gerakan zakat, tetapi faktanya masih banyak pekerjaan rumah dan mimpi besar FOZ yang belum terselesaikan.

Mengikuti logika Superindo, yang bisa terus eksis dan berkembang, jelas dibutuhkan kemampuan FOZ secara organisasi untuk melihat situasi keseluruhan dunia zakat, baik di lokal, nasional maupun di level dunia. Situasi pasar zakat (muzaki dan publik secara umum) juga perlu dikaji dengan baik, termasuk soal lingkungan zakat secara internal dan eksternal, serta soal persepsi publik dan stekholders dunia zakat.

Superindo dalam praktiknya, seringkali juga tidak hadir mencolok di lingkungan elit dan terbuka secara besar-besaran. Promosi gaya Superindo juga tidaklah massif dan terkesan ekslusif. Ia hadir dengan penawaran tepat, memenuhi kebutuhan secara praktis dan mudah dijangkau oleh mereka yang benar-benar mau belanja dan memenuhi kebutuhan dapur dan rumah mereka. Superindo juga tidak menjual semua, dan ia sadar, segmen pembelinya adalah untuk kebutuhan dapur harian, stok makanan dan minuman rumahan serta barang-barang pokok kebutuhan keluarga.

Dengan bacaan ini, kita bisa adaptasikan untuk FOZ. Bahwa FOZ walaupun kadang dianggap tidak punya legal standing yang jelas di dunia zakat, tetapi kita tidak perlu kecil hati. Peran dan kiprah FOZ yang lebih dari 20 tahun telah menancap kuat di hati anggota-anggotanya. Anggota FOZ yang kini berjumlah 163 telah menjadi modal yang sangat kuat bagi FOZ di masa di depan.

Sebagai asosiasi, FOZ tidak perlu memaksakan diri semua OPZ harus masuk FOZ. FOZ juga tak perlu risau bila ada Lembaga zakat yang tak bergabung dengan sejumlah alasan. Dengan amil zakat yang diperkirakan berjumlah lebih dari enam ribu 6.000 di bawah naungan anggota-anggota Lembaga FOZ, kini FOZ justru harus mampu terus melayani anggota-anggotanya.

Anggota FOZ juga harus merasa terlayani dengan nyaman, dan terpenuhi kebutuhan dasarnya bergabung dan menjadi bagian rumah besar gerakan zakat ini. FOZ juga harus realistis, bahwa anggota bisa datang dan pergi. Namun pelayanan dan pengabdian FOZ pada gerakan zakat harus terus diperbaiki dan dikembangkan untuk memperkuat basis gerakan menjadi aksi bersama yang penuh kebaikan.

Sebagai rumah besar gerakan zakat, FOZ juga harus menyepakati bersama bagaimana Langkah-langkah ke depan-nya. Dalam 1, 2, atau 3 tahun ke depan. Bisa juga menghitung kemungkinan di 5 hingga 10 tahun yang akan datang.

Pertanyaan yang sering muncul, “Bagaimana wujud sinergi dan kolaborasi FOZ, terutama dalam penyaluran ZIS yang efektif dan efisien?”, “Bagaimana FOZ menjadi model hub and spoke diantara para pelaku dunia filantropi dan kemanusiaan di Indonesia?”, “Bagaimana pola pembiayaan dan pendistribusian ZIS di lembaga-lembaga anggota FOZ?’’. Ini semua butuh jawaban nyata dan clear sejak awal.

Berkaca pada Superindo, FOZ harus menyadari, soal kesetaraan, kenyamanan dan rasa asyik dan bahagia saat bersama menjadi anggota FOZ ini harus terus dijaga, dirawat dan terus dikomunikasikan pada banyak pihak, sebelum soal benefit atau layanan lainnya. Untuk menuju hal ini, jelas Munas FOZ ke-9 kali ini memiliki peran penting dan strategis untuk merancang rencana dan merendanya secara bersama dalam ikatan kuat rasa ukhuwah dan cinta.

Cinta pada kebaikan dan kepedulian pada sesama. Dan cinta pada dunia zakat yang harus terus dirawat, dipupuk dan dipelihara agar bunganya tumbuh mewangi, dan buahnya menghasilkan kebaikan bagi kita semua.

Selamat datang di Munas FOZ ke-9 di Malang, di Munas yang menantang dan memanggil kita untuk datang dan menjadi bagian penting masa depan gerakan zakat Indonesia.

Ditulis sebagai pengingat sebelum Munas, saat hari menjelang fajar, Senin, 31 Mei 2021 di salah satu sudut kota, Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement