REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyebut dukungan Pemerintah terhadap implementasi teknologi 5G di Indonesia. Namun, Johnny mengingatkan penyelenggara layanan telekomunikasi atau operator seluler, jika komersialisasi 5G butuh penyiapan peta jalan (roadmap) yang memadai.
Ia mengingatkan implementasi operasi komersial 5G membutuhkan kerja sama ekosistem, baik kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota hingga pemerintah desa.
"Jangan lupa untuk menyiapkan roadmap yang memadai, karena tidak mudah juga untuk menempatkan microcell di kota besar,” ungkap Johnny melalui siaran persnya, Jumat (28/5).
Johnny menilai, penyelenggara telekomunikasi perlu menyiapkan cara yang cerdas dalam menggelar infrastruktur untuk mendukung implementasi 5G. Hal ini untuk memudahkan men-deploy setiap kebutuhan penggelaran ICT infrastruktur untuk mendukung 5G deployment.
Johnny juga mengapresiasi peresmian 5G Telkomsel termasuk rencana pergelaran operasi komersial di wilayah Jabotabek dan kota besar lain. Ia mengatakan, nantinya Pemerintah juga akan membangun ibukota negara baru berbasis teknologi 5G. Johnny menilai hal itu sebagai peluang besar.
"Itu peluang, itu kesempatan yang luar biasa, itu pasar. Indonesia mempunyai pasar domestik yang besar," ungkapnya.
Johnny juga mengharapkan pemberian lisensi penyelenggaraan 5G kepada Telkomsel dapat memberikan efek berganda atau multiplier effect terhadap ekonomi nasional. Karena itu, Menkominfo mengharapkan penyelenggara telekomunikasi juga memperhatikan penggunaan komponen dalam negeri atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
"Dorong dan rangsang investasi di sektor komponen, dorong dan rangsang investasi infrastruktur yang harus bisa kita hasilkan di dalam negeri, sehingga manfaat optimal dan maksimal bisa kita peroleh. Untuk itulah, penggelaran 5G ini dilakukan," ungkapnya.
Johnny juga berpesan agar operator seluler tidak mempertentangkan pembangunan teknologi 4G dan 5G. Menurutnya, dalam penggelaran dan pemanfaatan infrastruktur teknologi akan ada irisan yang saling melengkapi.
“Tetapi lihatlah ke depan, ada jalan besar dan terang yang akan kita lalui. Manfaatkan itu demi kepentingan perusahaan, demi kepentingan industri, dan kepentingan bangsa, negara serta rakyat kita," ungkapnya.
Oleh karena itu, operator seluler didorong untuk melakukan uji kelayakan dan analisis Investment decision. Setelah Telkomsel yang sudah mulai mengoperasikan teknologi 5G, operator seluler lainnya juga perlu melakukan upaya yang sama.
"Harus diingat investasi 5G pasti jauh lebih besar untuk infrastruktur dibandingkan 4G, sehingga studi kelayakan dan analisis investment decision dari operator seluler masing-masing harus dilakukan dengan cermat," ujarnya.