REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menyiapkan lima program untuk mewujudkan ketahanan pangan. Gubernur Sumbar Mahyeldi menegaskan, ketahanan pangan harus diwujudkan agar kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi serta mengalami surplus.
"Ketersediaan pangan Sumatra Barat pada saat ini sudah mencukupi terutama beras, daging dan telur, bahkan surplus karena beberapa komoditas dikirimkan Jambi, Riau, hingga DKI Jakarta dan Jawa Barat," kata Mahyeldi di Padang, Kamis (27/5).
Menurutnya program pertama yang disiapkan adalah distribusi pangan melalui Toko Tani Indonesia Center (TTIC). "Ini bertujuan untuk memutus mata rantai distribusi pangan dan pengendalian harga di tingkat produsen dan konsumen sehingga disparitas harga rendah," katanya.
Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pasar murah di TTIC dan langsung ke masyarakat. Berikutnya adalah program Nagari Beternak. Program ini menjadi upaya meningkatkan populasi ternak sapi, kambing, dan unggas melalui penyediaan bibit dan pelatihan budidaya ternak kepada petani sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani.
Lalu program Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) dengan peningkatan produksi sapi dan kerbau melalui penyediaan sarana prasarana dan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) dan Pemeriksaan Kebuntingan. Selanjutnya beras organik dalam rangka mengembangkan pertanian beras organik. Hal ini dilakukan melalui pendampingan oleh Satgas Organik dan penilaian dan pengawasan oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Sumatra Barat.
Terakhir diversifikasi olahan ikan untuk meningkatkan keanekaragaman masakan berbahan baku hasil kelautan dan perikanan melalui pelatihan sehingga dapat mengekspor ke luar negeri seperti rendang tuna. Mahyeldi menyampaikan pada saat ini indeks ketahanan pangan Sumatra Barat berada pada angka 78,64 atau peringkat delapan nasional.
"Kondisi naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 75,43 atau peringkat sembilan nasional," kata dia.
Ia memaparkan sektor pertanian berperan dalam pembangunan Sumatra Barat karena merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB. Pada 2020, sektor pertanian menyumbang sebesar Rp 54,2 triliun atau 22,38 persen terhadap PDRB Sumbar.
Menurutnya, pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbanyak yaitu sebesar 36, 22 persen pada 2020. Ekspor komoditas pertanian Sumatera Barat pada 2020 mencapai 543.506,17 ton.