REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui tidak mudah mengatasi banjir di Ibu Kota. Karena perlu waktu, proses hingga pembiayaan untuk membuat Jakarta bebas dari sergapan luapan air itu.
"Memang mengatasi banjir itu tidak semudah membalikkan tangan. Perlu waktu, perlu proses, perlu pembiayaan," kata Riza.
Hal tersebut diungkapkan Riza menyusul informasi adanya banjir setinggi 120 sentimeter merendam kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur hingga siang tadi akibat hujan dengan intensitas cukup tinggi pada Senin (24/5) malam.
Hingga Selasa pagi pukul 06.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat banjir terjadi di 14 Rukun Tetangga (RT). Rinciannya, yakni tiga RT di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur dengan ketinggian 70-90 sentimeter. Kemudian 11 RT di Kelurahan Jatipadang, Jakarta Selatan dengan tinggi 40 sentimeter.
Politisi Gerindra itu mengutarakan genangan memang kerap muncul di sejumlah titik usai hujan deras. Namun, saat ini yang paling penting, seberapa lama banjir surut dan tak begitu besar dampaknya terhadap warga.
"Yang paling penting (banjir) tidak lama dan tidak besar," kata Riza.
Tidak hanya itu, Riza juga menyebut saat ini jumlah kawasan yang terkena dampak banjir sudah jauh menurun. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, hal itu kata dia karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mempercepat sejumlah program, mulai dari membuat waduk, sumur resapan, naturalisasi dan normalisasi sungai hingga pengerukan lumpur pada sungai dan kali di Jakarta.
"Di Jakarta ini genangan makin berkurang, lamanya genangan atau banjir makin berkurang dan titik-tibanya makin berkurang. Itu artinya, progres positif," tuturnya.