Selasa 25 May 2021 15:56 WIB
 PDIP Bantah Puan-Ganjar Rebutan Capres  

Ketua Bappilu DPP PDIP: Hati-Hati Loh...

Keputusan menentukan calon presiden ada pada Megawati.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Bambang Wuryanto
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Bambang Wuryanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto menegaskan, isu yang bergulir belakangan ini bukan soal rebutan untuk jadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 mendatang. Menurutnya, hal tersebut hanyalah persoalan internal.

"Jadi itu sangat sepele. Bukan soal rebutan capres antara Mbak Puan dan Pak Ganjar," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/5). 

Dia mengungkapkan, sampai saat ini, belum ada komando yang diperintahkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kepada dirinya. Dirinya akan patuh terhadap perintah ketika sudah ada arahan dari Megawati.

"Ibu ketua umum perintahkan, Pacul coba kau racing itu, gua running bos. Bambang Pacul tegak lurus. Mohon maaf ekstrimnya, ibu ketua umum saya bilang gula pait, Bambang Pacul bilang gulo pait," ungkap ketua DPD PDIP Jawa Tengah itu. 

Dirinya tak persoalkan keinginan Ganjar untuk menjadi capres. Namun, dirinya mengingatkan Ganjar untuk berhati-hati terhadap keinginannya tersebut. 

"Jadi kalau pengen (jadi presiden) boleh. Boleh nggak Pak Bambang Pacul misalnya memacari istri kamu? Boleh, tetapi ketika sudah menjadi tindakan keputusan dan kemudian bertindak, hati-hati loh, hati-hati loh," ucapnya.

"Hati-hatinya apa? Nomor satu tentu sudah tahu itu istri kawan aku, ada etika yang dilanggar, oke, Bambang Pacul ini cah Jowo ya toh, jadi sampeyan boleh berkelit seperti apapun, kita cah Jowo politisi, mesti paham maunya pasukan, kalau tidak begitu saya bukan komandan pasukan, boss. Oke?" imbuhnya.

Bambang juga menegaskan, bahwa keputusan menentukan calon presiden ada pada Megawati. Oleh karena itu, menurutnya, perlu ada fatsun, etika, dan urutan yang harus diikuti.

"Jangan kemudian minta elektoral tinggi kemudian kau paksa ketua umum. 'Itu kan persepsi Pak Pacul', iya tapi kan orang paham kita politisi, nah kemudiam kok nggak. Maka ketika Mbak Puan rawuh ke Jawa Tengah maka kami mohon maaf lah rapat DPD. iki piye? yaudah dikasih lah peringatan dulu, biar nanti kita ngobrol jangan diundang dulu, Just simple as that," tegasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement