REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi mempertimbangkan kembali pembelajaran tatap muka (PTM) seiring dengan makin tingginya angka kasus Covid-19 yang menjangkiti anak-anak.
Anak-anak yang dimaksud adalah mereka yang berusia 6 hingga 19 tahun. Data yang dilaporkan Pemkot Bekasi, per 21 Mei 2021, ada 263 orang yang positif. Dari jumlah tersebut, mayoritas disumbang oleh warga yang berusia produktif 68,72 persen, lalu usia anak 19,97 persen dan lansia 11,31 persen.
"Kasus di (klaster) anak kita kan cukup tinggi di 19,97 persen, lumayan. Makanya angka kesembuhan kita turun karena kasus positifnya nambah artinya nambah," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezy Syukrawati, kepada wartawan, Selasa (25/5).
Dezy mengatakan, naiknya kasus anak ini terjadi dari transmisi keluarga. Untuk itu, pihak pemkot menyarankan kepada dinas pendidikan untuk menyetop terlebih dulu jumlah sekolah yang mau menggelar tatap muka.
"Kita menyarankan bahwa tatap muka di Kota Bekasi itu tidak usah dulu ditambah sekolahnya. Artinya yang sudah ada nih yang ditetapkan sebagai sekolah tatap muka jalanin dulu aja yang itu," terang dia.
Selanjutnya, perkembangan kasus di sekolah yang sudah tatap muka akan terus dipantau. Untuk sekolah yang sudah diizinkan tatap muka dan ada kasus baru, maka sesuai aturan, kegiatan tatap muka sekolah akan dihentikan sementara.
"Kalau ada kasus di internal, dia diistirahatkan dulu. Tapi kalau misalnya tidak ada kasus baru tapi kita juga tidak menyarankan tambah sekolah baru untuk sementara dan minggu ini," ujar dia.