Selasa 25 May 2021 08:29 WIB

Warga Bali dan Jatim Paling Patuh Pakai Masker

Kepatuhan warga DKI hanya 65 persen sehingga perlu ditingkatkan.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat di Provinsi Bali dan Jawa Timur disebut paling patuh mengenakan masker dalam kegiatan sehari-hari di luar rumah. Hal ini terungkap dari survei yang dilakukan pemerintah. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, tingkat kepatuhan warga Bali dalam memakai masker mencapai 88,89 persen. Sementara warga Jawa Timur menempati rangking kedua dngan 87 persen. 

Baca Juga

"DKI 65 persen jadi DKI masih perlu ditingkatkan," kata Airlangga dalam keterangan pers, Senin (24/5). 

Provinsi lainnya, Jawa Barat mencatatkan kepatuhan memakai masker sebesar 73 persen, Jawa Tengah 75 persen, Riau 67 persen, Kepulauan Riau 70 persen, dan Sumatra Utara 62,76 persen. 

"Memang terlihat yang di bawah 70 persen itu tingkat aktifnya tinggi. jadi ini yang harus diingatkan, nanti pak kasatgas akan menyampaikan terkait itu," kata Airlangga. 

Airlangga juga meminta masyarakat tetap taat menjalankan protokol kesehatan demi menekan risiko penularan Covid-19. Pernyataannya merespons mulai bermunculannya klaster penularan yang berkaitan dengan aktivitas warga saat Lebaran lalu. 

"Nah kemarin pasca-Ramadhan dan Idul Fitri dimonitor dengan kegiatan PPKM mikro di beberapa tempat ada kasus klaster tarawih di Pati, Banyumas, Banyuwangi, Malang. Klaster pemudik di Klaten, Cianjur, Garut. Klaster halalbihalal di wilayah Cilangkap. Dan pelaku perjalanan perumahan di Bogor," ujar Airlangga merinci sejumlah klaster penularan Covid-19 yang muncul. 

Klaster penularan Covid-19 terbaru menimpa 104 warga Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur. Sebanyak 20 warga di antaranya dirujuk ke rumah sakit untuk dirawat. Sementara 67 warga dirawat di RS Darurat Wisma Atlet dan 17 orang melakukan isolasi mandiri di rumah. 

Ketua RW setempat menyebutkan, klaster yang muncul ini disebabkan aktivitas silaturahim warga saat Lebaran. Meski tidak banyak yang mudik, warga sempat mengadakan pertemuan santap ketupat bersama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement