Jumat 21 May 2021 19:06 WIB

Antisipasi Lonjakan Kasus Usai Lebaran, Tingkatkan Testing

Jumlah kasus aktif setiap harinya menurun hingga kini sudah di bawah 90 ribu kasus.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkan perkembangan penanganan Covid-19 dalam keterangan pers di Graha BNPB, Selasa (16/2) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. Penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tingkat kabupaten/kota ditambah PPKM Mikro tingkat RT/RW, menghasilkan dampak yang signifikan terhadap perkembangan kasus Covid-19.
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkan perkembangan penanganan Covid-19 dalam keterangan pers di Graha BNPB, Selasa (16/2) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. Penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tingkat kabupaten/kota ditambah PPKM Mikro tingkat RT/RW, menghasilkan dampak yang signifikan terhadap perkembangan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah hari raya Idul Fitri, pemerintah dan masyarakat di Indonesia perlu bersiap mengantisipasi potensi lonjakan kasus. Potensi ini diakibatkan dampak adanya libur panjang. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, berharap kondisi penanganan yang sudah baik ini harus terjaga.

 Apalagi, jumlah kasus aktif setiap harinya menurun hingga kini sudah di bawah 90 ribu kasus. Kapasitas testing terus ditingkatkan dan capaiannya dengan sembilan minggu berturut-turut di atas standar Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), yaitu 1 : 1000 populasi per minggu. Dari capaian testing ini, data menunjukkan bahwa dalam 13 minggu terakhir jumlah kasus positif memang menurun di tengah-tengah masyarakat, dan bukan disebabkan kapasitas testing yang rendah.

 "Jika melihat perkembangan data testing dan kasus secara berdampingan, penurunan kasus yang terjadi selama 13 minggu ini bukan karena jumlah testing yang rendah. Kenyataannya, testing konsisten diatas standar WHO selama sembilan minggu berturut-turut," ujar Wiku dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (20/5), yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

 Lebih jelasnya, perkembangan data testing harian sempat menunjukkan penurunan drastis pada minggu ketiga Februari 2021, yaitu hanya mencapai 74,68 persen dari target WHO. Namun, pada minggu-minggu selanjutnya, kapasitas testing terus ditingkatkan dan secara konsisten berada di atas standar WHO dalam sembilan minggu terakhir hingga bulan Mei 2021.

 Namun, perkembangan testing sempat menurun pada minggu kedua Mei 2021. Yaitu, hanya bisa mencapai 75,37 persen dari target WHO. "Hal ini dapat terjadi karena periode libur Lebaran pada minggu lalu, yang memengaruhi operasional laboratorium. Sehingga menyebabkan jumlah orang yang diperiksa menurun," kata Wiku.

 Lebih lanjut, membandingkan dengan perkembangan kasus positif mingguan, puncak tertinggi pada minggu kedua Februari 2021. Namun, pada minggu-minggu selanjutnya, tren penambahan kasus aktif terus menurun tajam hingga hari ini. Data per 16 Mei 2021, penambahan kasus mingguan, sebesar 26.067 kasus atau turun lebih dari 70 persen dibandingkan saat puncak kasus pada Februari lalu.

 Melihat capaian berdasarkan perbandingan data tersebut, merupakan hasil kolaborasi yang baik antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Dan juga berkat peningkatan kedisiplinan masyarakat secara kolektif untuk disiplin protokol kesehatan.

 Untuk itu, penting bagi pemerintah daerah untuk menjaga kapasitas testing dan pemeriksaan laboratorium terus ditingkatkan agar selalu berada di atas standar WHO. Dengan begitu baru dapat dinilai, apakah penurunan kasus benar-benar terjadi atau tidak.

 "Pastikan seluruh daerah memiliki fasilitas dan sumber daya yang cukup untuk melakukan testing. Dan segera selesaikan apabila terdapat kendala atau membutuhkan bantuan," kata Wiku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement