Kamis 20 May 2021 21:10 WIB

Persi Khawatir Kasus Covid-19 Naik Bersamaan Buat RS Kolaps

Persi menyebut saat ini jumlah kasus Covid-19 masih di angka 4 ribuan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas medis memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kuta Blang, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (18/5/2021). Presiden Joko Widodo mengingatkan Aceh dan 14 provinsi lainnya agar hati-hati terhadap peningkatan kasus COVID-19 pasca Idul fitri 1442 Hijriah. Sementara per 16 Mei 2021 kasus positif COVID-19 Aceh mencapai 12.340 orang, sebanyak 10.331 orang diantaranya sembuh, pasien masih dirawat 1.510 orang dan 499 orang meninggal dunia.
Foto: Antara/Rahmad
Petugas medis memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kuta Blang, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (18/5/2021). Presiden Joko Widodo mengingatkan Aceh dan 14 provinsi lainnya agar hati-hati terhadap peningkatan kasus COVID-19 pasca Idul fitri 1442 Hijriah. Sementara per 16 Mei 2021 kasus positif COVID-19 Aceh mencapai 12.340 orang, sebanyak 10.331 orang diantaranya sembuh, pasien masih dirawat 1.510 orang dan 499 orang meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kasus baru positif Covid-19 di Tanah Air kini menunjukkan penurunan sekitar 4 ribuan per hari. Kendati demikian, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) khawatir kondisinya bisa berubah dan kasus Covid-19 meningkat bersamaan, akibatnya rumah sakit (RS) bisa kewalahan saat menanganinya.

"Kasus per hari memang sekarang 4 ribuan, tetapi kalau naik terus hingga 7 ribu atau 8 ribu dalam waktu bersamaan maka pasti rumah sakit itu kolaps dan tidak bisa membantu dengan maksimal. Itu yang dikhawatirkan," kata Sekretaris Jenderal Persi Lia G Partakusuma saat mengisi konferensi virtual FMB9 bertema 'Terus Kencangkan Protokol Kesehatan', Kamis (20/5).

Meski tren kasus baru saat ini rendah, Persi mengaku khawatir virus ini semakin lama semakin cepat menular dan menyebabkan kematian. Persi mencatat sebanyak 172 pasien per hari tidak dapat ditolong dan jumlah ini naik menjadi 2,77 persen. 

Pihaknya memiliki beberapa asumsi angka kematian yang meningkat. Oleh karena itu, pihaknya berharap jangan sampai kasus meningkat kemudian memburuk.

Sebab, jika ini terjadi tentu menyulitkan rumah sakit untuk melakukan penanganan. Untuk mengantisipasi masalah ini, pihaknya membagi kamar rawat inap pasien di RS menjadi dua. Pertama, ada tempat tidur rawat inap biasa atau isolasi dan kedua ICU.  

"Nah, pasien yang harus dirawat ini harus memakai ruang ICU. Kalau tempat tersebut dibutuhkqn lebih banyak seperti yang sekarang ini ada maka rumah sakit akan kewalahan," katanya.

Sebab pihaknya mencatat pemakaian tempat tidur (BOR) pasien Covid-19 di rumah sakit secara nasional memang di bawah 30 persen. Tetapi kalau dilihat per provinsi, pihaknya melihat sudah ada beberapa provinsi yang menunjukkan peningkatan yang signifikan.

"Ada beberapa provinsi yang BOR nya naik lebih dari 50 persen yaitu Aceh dan Sulawesi Barat (Sulbar). Bahkan, BOR pasien Covid-19 di Aceh bisa naik lebih dari 100 persen," ujarnya.

Ia menambahkan, provinsi yang mengalami BOR 50 hingga 55 persen yaitu Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Riau. Kemudian, ia menyebutkan BOR pasien Covid-19 sebanyak 10 hingga 24 persen di Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sumatra Barat, Jawa Tengah, dan Jambi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement