Jumat 21 May 2021 02:37 WIB

Vaksin Astrazeneca Sebaiknya Diuji Secara Keseluruhan

Investigasi batch vaksin AstraZeneca yang dihentikan harus dipercepat.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin COVID-19 AstraZeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak dua warga DKI Jakarta dikabarkan meninggal usai divaksin AstraZeneca batch CTMAV547 beberapa waktu lalu. Menyikapinya, anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, menyarankan agar vaksin AstraZeneca perlu diuji secara keseluruhan.

"Apakah yang lain perlu (diuji) saya kira juga perlu untuk yang lain. Batch-batch lain perlu juga uji sampling, dengan begitu kita bisa teryakini atau meyakini bahwa produk yang telah beredar itu benar-benar aman," kata Rahmad kepada Republika, Kamis (20/5).

Baca Juga

Dia menilai langkah negara menghentikan sementara vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 sudah tepat. Namun ia berharap proses pengujian sampling terhadap seluruh batch AstraZeneca bisa dipercepat.

"Investigasi kandungan yang ada di vaksin ini juga harus dipercepat agar kita lebih cepat mendapatkan kesimpulan, agar kita juga cepat juga mengambil keputusan yang akan diberikan kepada negara untuk mengambil keputusan, apakah itu dihentikan sementara atau dihentikan total, itu tergantung dari hasil investigasi yang dilakukan oleh BPOM dari hasil rekomendasi temuan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), Komnas KIPI," jelasnya.

Ia mengaku prihatin terkait adanya kabar warga yang meninggal usai divaksin. Oleh karena itu negara harus menaruh perhatian serius terhadap hal ini secara tuntas.

"Karena kalau kita tidak selesaikan dengan tuntas maka akan menimbulkan dampak kecemasan pada warga, sedangkan kita masih sangat butuh program vaksinasi karena vaksinasi berjalan lancar tentu bisa menjadi indikator keberhasilan kita untuk menahan pandemi," tutur politikus PDIP tersebut.

Sebelumnya, Dua warga DKI Jakarta meninggal dunia usai vaksinasi Covid-19 AstraZeneca. Keduanya menerima suntikan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.

Menurut Komisi Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), dua orang itu adalah seorang pemuda berusia 22 tahun asal Jakarta Timur dan seorang lansia berumur 61 tahun. Ketua Komisi Nasional KIPI Hindra Irawan Satari menyebutkan, lansia penerima vaksin AstraZeneca itu memiliki penyakit bawaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement