REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tetap melanjutkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin AstraZeneca dengan batch selain CTMAV457. Hanya batch tersebut yang mendapat penundaan penggunaan dan distribusi akibat adanya dugaan efek samping parah terhadap penerimanya.
"Saya ingin kembali menekankan bahwa pemberian vaksin AstraZeneca non-batch CTMAV457 akan tetap dilakukan khususnya bagi masyarakat yang baru menerima dosis pertama demi mencapai kekebalan individu sempurna dengan dosis kedua," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Kamis (20/5).
Saat ini, ujar Wiku, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan investigasi terhadap vaksin AstraZeneca batch CTMAV457. Investigasi yang dilakukan termasuk uji toksisitas dan abnormal serta sterilisasi dari produk vaksin.
"Sedangkan untuk laporan efek samping lainnya yang berskala ringan sampai sedang, sudah dilakukan penanganan kesehatan sesuai fasilitas kesehatan terdekat," kata Wiku.
Pemerintah menjamin seluruh temuan efek samping yang dirasakan warga penerima vaksin akan ditindaklanjuti. Penindakan dilakukan berjenjang dengan melibatkan fasilitas kesehatan pemberi vaksin, Pokja KIPI tingkat kabupaten/kota, Komnas KIPI, dan Subdit Imunisasi BPOM.
"Mohon kepada masyarakat agar tidak ragu melaporkan keluhan dan vaksinasi karena setiap laporan yang masuk dari daerah sangat bermanfaat bagi pelaksanaan vaksasinasi di Indonesia dan global," ujar Wiku.