Kamis 20 May 2021 12:43 WIB

Wagub NTT Siap Fasilitasi Penanganan Imigran Afganistan

Para imigran Afganistan yang ditampung di Kota Kupang punya tujuan ke Australia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah pencari suaka asal Afganistan beraktivitas di trotoar depan kantor UNHCR, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (30/4/2021).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah pencari suaka asal Afganistan beraktivitas di trotoar depan kantor UNHCR, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (30/4/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (Wagub NTT), Josef Nae Soi mengatakan, pemerintah provinsi siap memfasilitasi terkait penanganan sejumlah masalah yang dialami para imigran asal Afganistan. Mereka saat ini ditampung di Kota Kupang.

"Kalau teman-teman imigran mau pindah ke tempat yang lebih layak, tolong teman-teman cari argumentasi yang memudahkan teman-teman bisa pindah. Pemprov siap fasilitasi penanganan masalah ini, begitupun kalau teman-teman imigran mau jadi warga negara Indonesia, kita juga bisa bantu fasilitasi hal ini," katanya di Kota Kupang, Provinsi NTT, Kamis (20/5).

Dia mengatakan, hal itu saat memediasi pertemuan antara pihak International Organization For Migration (IOM) dengan sejumlah perwakilan imigran Afganistan di Kota Kupang. Nae Soi mengatakan, pemprov akan mencarikan solusi terbaik terhadap sejumlah persoalan yang dihadapi para imigran.

Seperti, keinginan mereka untuk berpindah ke negara ketiga, mendapat tempat tinggal dan pendidikan yang layak, dan sebagainya. Rata-rata imigran ingin menuju ke Australia untuk mendapatkan suaka.

"Saudara-saudara, warga negara apapun, namun karena sudah tinggal lama di Kupang, kami sudah anggap jadi penduduk NTT. Keluhan-keluhan itu akan kita carikan jalan keluar yang terbaik," kata Nae Soi.

"Namun kita akan fasilitasi untuk cari win-win solution. Karena teman-teman dari IOM juga dibatasi dengan aturan," katanya menambahkan. Pemprov, menurut Nae Soi, memang tidak bisa membantu banyak untuk menyiapkan settlement atau tempat tinggal yang layak bagi para imigran, karena keterbatasan anggaran.

Nae Soi mengatakan, bakal mengkonsultasikan dengan pihak terkait lainnya untuk menyelesaikan persoalan berlarut-larut yang dihadapi para imigran. Dia pun meminta waktu selama 14 hari untuk membicarakan persoalan tersebut secara lebih intensif dengan IOM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement