REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengakui program vaksinasi terhadap lansia berjalan lambat disebabkan terdapat berbagai kendala. Sejumlah upaya terus dilakukan agar jumlah lansia yang divaksinasi bisa memenuhi target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan sebanyak 300 ribu lebih orang.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani mengakui program vaksinasi untuk lansia berjalan lambat. Padahal, ia mengatakan sejumlah sosialisasi termasuk menggandeng berbagai instansi menyelenggarakan vaksinasi massal.
"Sasaran dari Kemenkes 356.666 lansia, padahal di Disdukcapil ada data 260 ribu. Kita baru 95 ribu sampai kemarin, baru 31 persen lebih," ujarnya di Balai Kota Bandung, Kamis (20/5). Ia mengatakan berbagai strategi telah diterapkan untuk meningkatkan keikutsertaan lansia.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah menerapkan strategi dua lansia yang akan divaksin dibawa oleh satu pendamping yang turut mendapatkan vaksin. Selain itu, pemerintah pusat bekerjasama dengan pihak ketiga untuk mengadakan vaksinasi massal bagi lansia.
"Itu yang sudah dilakukan tapi lansia unik artinya dari sekian banyak lansia yang dijadwalkan, yang datang tidak sejumlah itu dan lolos screning masih ada hambatan," katanya.
Rosye merasa pihaknya sudah berupaya dengan berbagai cara mengajak lansia untuk divaksin termasuk melaksanakan kegiatan vaksinasi di tingkat kecamatan seperti yang dilakukan kepada para guru. Pihaknya berencana akan melibatkan RW untuk mendata lansia atau melaksanakan vaksinasi.
Terkait dengan perbedaan data lansia antara Kemenkes dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), pihaknya mengaku akan berkoordinasi untuk memastikan data-data tersebut. Namun begitu, diperkirakan data lansia dari Kemenkes meliputi daerah lain."Nanti akan koordinasi atau karena Kemenkes tidak melihat wilayah kerja artinya lansia bebas dimana saja mumgkin di kita Bandung fasilitas sudah cukup," katanya.
Pihaknya juga menggandeng sejumlah organisasi pensiunan di instansi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan organisasi keagamaan untuk mendorong lansia divaksinasi.