Selasa 18 May 2021 18:46 WIB

Nihil Jejak Tenggelamnya KRI Nanggala-402 karena Meledak

Tiga bagian kapal KRI Nanggala-402 ditemukan namun belum bisa diangkat.

 Sebuah foto handout yang disediakan oleh TNI AL dan diambil oleh kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) menunjukkan bagian dari kapal selam TNI AL KRI Nanggala yang tenggelam, Selasa (18/5).
Foto: EPA-EFE/INDONESIAN NAVY
Sebuah foto handout yang disediakan oleh TNI AL dan diambil oleh kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) menunjukkan bagian dari kapal selam TNI AL KRI Nanggala yang tenggelam, Selasa (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Ronggo Astungkoro

Proses evakuasi KRI Nanggala-402 yang tenggelam di dasar perairan Bali masih terus dilaksanakan hingga hari ini. Di sela-sela proses evakuasi, Panglima Komando Armada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto menegaskan, bahwa tenggelamnya kapal KRI Nanggala-402 di kedalaman 839 meter terjadi karena kecelakaan bukan karena meledak.

Baca Juga

"Kalau meledak kapal-kapal kami yang melakukan evakuasi dan mempunyai kemampuan sonar mendengarkan suara di dalam air, pasti mendengar karena ingat pada saat latihan penembakan dengan torpedo kepala latihan. Daerah-daerah yang di luar area penembakan tersebut sudah dijaga oleh kapal-kapal kami yang mempunyai kemampuan untuk mendeteksi suara di bawah air. Namun ini (suara) tidak ada sehingga murni adalah ini kecelakaan bukan meledak," tegas Laksda TNI Iwan Isnurwanto di Lanal Denpasar, Bali, Selasa (18/5).

Iwan menjelaskan, apabila kapal KRI Nanggala meledak pasti barang-barang dalam kapal akan berhamburan mengambang di atas permukaan laut. Namun, hingga saat ini tidak ada pecahan-pecahan yang muncul ke permukaan.

Selain itu, jika ada suara ledakan, kapal-kapal yang melakukan kegiatan operasi laut pasti terdengar. Menurut Iwan, tidak hanya penembakan bawah laut tapi juga penembakan anti udara, anti kapal selam sudah dilaksanakan semuanya.

"Tidak hanya penembakan bawah laut tapi juga penembakan anti udara, anti kapal selam sudah dilaksanakan kan semuanya. Ini tahap yang ketiga dari empat tahap yang kami laksanakan kalau meledak kapal-kapal kami yang mempunyai kemampuan sonar mendengarkan suara di dalam air, pasti mendengar," katanya.

Sebelumnya pada (25/04) diketahui seluruh awak kapal sebanyak 53 prajurit terbaik Hiu Kencana telah gugur di perairan utara Bali. Kapal ini hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.

In Picture: Operasi Salvage KRI Nanggala-402

photo
Bagian kapal KRI Nanggala 402 di dasar laut hasil citra kapal salvage dari China ditunjukkan saat konferensi pers di Pangkalan TNI AL Denpasar, Bali, Selasa (18/5/2021). Operasi salvage yang terus dilakukan TNI AL dibantu militer China hingga saat ini telah berhasil mengangkat sejumlah barang-barang dan komponen KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan utara Bali. - (ANTARA/Fikri Yusuf)

 

 

 

Sejauh ini, TNI AL menemukan tiga bagian dari KRI Nanggala-402. Bagian-bagian dari kapal selam yang tenggelam tersebut namun belum bisa diangkat ke permukaan.

Iwan menerangkan, bahwa tiga bagian dari KRI Nanggala-402 yaitu bow section atau haluan, sail section atau anjungan dan stern section atau buritan sudah ditemukan.

"Data KRI Rigel diteruskan oleh MV Swift Rescue dari Singapura untuk memastikan di mana posisi yang sebenarnya. Selanjutnya setelah dilaksanakan identifikasi lebih lanjut, maka bagian-bagian dari KRI Nanggala telah ditemukan bow section atau haluan, di mana posisi dari sail section atau anjungan dan di mana posisi dari stern section atau buritan," kata Iwan.

Ia mengatakan, dari penemuan ini bisa diketahui berapa jarak sebenarnya antara bagian-bagian satu dengan lainnya. Jarak antara haluan dengan anjungan ini kurang lebih 107 meter, kemudian antara haluan dengan datum di mana perkiraan kapal selam mengalami kedaruratan kurang lebih 47 meter, dan antara stern dan sail section itu kurang lebih 36 meter.

Operasi Salvage ini bersifat umum dan sama dengan operasi SAR lainnya, sehingga operasi ini terbuka untuk umum. Menurut Iwan, siapa pun yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya, seperti bantuan dari negara Malaysia, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat langsung beraksi.

Setelah berkoordinasi dengan ISMERLO, dan melalui pengumuman internasional siapa pun yang terdekat dengan posisi kapal selam mengalami kedaruratan bisa membantu. Dalam proses evakuasi ini, kapal-kapal China yaitu Tug Nantuo-195, Rescue Yong Xing Dao-863, dan Tan Suo 2 juga ikut membantu dalam proses evakuasi.

"Tan Suo 2 sudah mengangkat bagian liferaft KRI Nanggala dan posisinya sekarang ada di KRI Teluk Banten sudah kami simpan dengan baik sebagai bukti bahwa kapal-kapal dari negara sahabat kita dari Tiongkok sudah melaksanakan tugasnya. Tapi belum ada bagian-bagian besar kapal yang diangkat, seperti bow, sail dan stern section," katanya lagi.

Menurut Iwan, Kapal Tan Suo 2 sudah mencoba melakukan pengangkatan sail atau anjungan dan mereka memperkirakan beratnya 18 ton di bawah permukaan laut. "Hari pertama pengangkatan dipasang sling yang sudah dikaitkan, tapi ternyata putus dan sling-nya tidak mampu dengan perkiraan mampu mengangkut 18 ton ternyata putus. Sehingga mengapa mereka (Kapal China) mengalkulasi ulang tidak mungkin kalau beratnya 18 ton jadi dikatakan mungkin lebih dari 20 ton," katanya.

Sebelumnya, Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL), Laksda Muhammad Ali, mengakui, proses pengangkatan KRI Nanggala-402 akan sulit untuk dilakukan. Karena itu, dia menyatakan, proses evakuasi tidak dapat ditentukan batas waktunya.

"Untuk mengangkat memang agak susah mungkin, karena untuk menempelkan pengait (kapal) dengan barang yang akan diangkat itu butuh tangan," ujar Ali di Rumah Sakit TNI AL dr Mintohardjo, Jakarta Pusat, Selasa (4/5).

Ali menerangkan, kapal yang memiliki pengait itu merupakan kapal milik SKK Migas. Kapal tersebut memang biasa beroperasi untuk memasang pipa-pipa bawah laut. Pengait tersebut, kata dia, dapat mengangkut barang yang cukup berat dari bawah laut.

Selain kapal milik SKK Migas, ada juga tiga kapal milik AL China yang akan membantu proses pengevakuasian KRI Nanggala-402. Kapal-kapal itu, yakni PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195, PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863, dan Scientific Salvage Tan Suo II. Kapal terakhir dikabarkan masih dalam perjalanan.

Spesifikasi kapal-kapal salvage tersebut, yakni Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao-863 memiliki panjang 156 meter, lebar 21 meter dan tinggi 7,5 meter. Kapal ini memiliki robot, sonar, side scane sereta boat rescue. Sementara itu,  Ocean Tug Nantuo-185 memiliki  panjang 119 meter, lebar 16 meter dan tinggi 6,5 meter.

Sedangkan Scientific Salvage Tan Suo II memiliki panjang 87,2 meter, lebar 18 meter dan tinggi 7 meter. Kapal-kapal salvage AL China  ini memiliki kemampuan untuk melaksanakan evakuasi  sampai kedalaman 4500 meter.

"Jadi ada tiga kapal China kemudian ada satu kapal dari SKK Migas itu siap akan berupaya terus menerus untuk mencoba mengevakuasi KRI Nanggala yang telah ditemukan posisinya di dasar laut Bali," kata dia.

 

photo
Tiga Kapal China Evakuasi KRI Nanggala 402 - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement