REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kesamaan antara pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dan moda raya terpadu (MRT) Jakarta. Keduanya sama-sama menggunakan tunnel boring machine (TBM) atau mesin bor terowongan dengan ukuran raksasa.
Teknologi ini secara khusus dipakai untuk membangun tunnel alias terowongan nomor satu dengan lokasi paling dekat dari Jakarta. Mesin ini dipakai untuk menggali terowongan dengan penampang bundar tanpa mengganggu kondisi tanah di atasnya.
Direktur Manajemen Proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Allan Tandiono, selaku penggarap KCJB mengungkapkan, ukuran TBM pada pengerjaan kereta cepat Jakarta-Bandung dua kali lebih besar ketimbang TBM yang dipakai pada proyek MRT Jakarta. "Di kereta cepat Jakarta-Bandung ada 13 terowongan. Ini terowongan pertama yang paling dekat dengan Jakarta, dan satu-satunya terowongan yang menggunakan TBM. Tapi TBM-nya size nya dobel," ujar Allan saat memberikan paparan kepada Presiden Jokowi, Selasa (18/5).
TBM yang dipakai dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berdiameter 13,19 meter, panjang 105 meter, dan berat 3.649 ton. Dengan ukuran ini, Allan menyebutkan, TBM di proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi yang terbesar pernah beroperasi di Indonesia. "Dan sudah terbukti, dan diberikan sertifikat oleh MURI," ujar Allan.
Hingga pekan ketiga Mei ini, sudah ada delapan dari 13 tunnel atau terowongan yang berhasil terhubung di kedua ujungnya. Allan menargetkan pada akhir 2021 ini seluruh terowongan sudah bisa terbangun. "Jadi target menuju masa operasi di akhir tahun depan," katanya.
Pihak KCIC selaku pengendali proyek juga akan mengejar pengerjaan drainase dan kabel sistem persinyalan kereta hingga tahun depan.