Meski demikian, Mutiah manilai bantuan dan dukungan yang besar untuk Palestina masih berpeluang muncul dari negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Keberpihakan anggota OKI, seperti Turki, Indonesia, serta Malaysia cukup jelas mendukung Palestina, baik secara morel maupun materiel.
Pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang terang-terangan mengancam Israel dengan mengerahkan negara-negara Islam, menurut Mutiah, menjadi simbol keberpihakan yang cukup berani. Demikian pula dengan Pemerintah Indonesia, menurut dia, cukup tegas menyatakan keberpihakan terhadap Palestina dengan mengucurkan berbagai bantuan morel maupun materi hingga pendirian konsulat kehormatan Republik Indonesia (RI) di Ramallah pada 2016.
"Kemudian, Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel, itu artinya kita mendukung Palestina," katanya.
Keberpihakan itu sesuai dengan arah politik luar negeri Indonesia, yakni ikut memperjuangkan perdamaian dunia serta ikut menghapuskan penjajahan di muka bumi. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada Selasa (11/5) telah menyampaikan posisi tegas Indonesia bahwa tindakan Israel yang mengusir warga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, dan menyerang warga sipil Palestina di Masjid al-Aqsa merupakan tindakan yang tidak dapat dibiarkan.
Indonesia juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengambil tindakan nyata atas pelanggaran yang terus dilakukan Israel.