Kamis 13 May 2021 03:24 WIB

Idul Fitri, Agungkan Nama Allah, Muliakan Ciptaan-Nya

Semangat Idul Fitri sebagai revitalisasi moral mendorong kita kepada kesucian asal.

Idul Fitri Ilustrasi
Foto:

Oleh : M Fuad Nasar, Pegiat filantropi Islam dan Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.

Dalam konteks Idul Fitri, sebuah Hadis Rasulullah SAW patut direnungkan, “Pemimpin Iblis berteriak-teriak setiap datangnya Hari Raya Idul Fitri. Berkumpullah anak buahnya. Mereka bertanya; Apakah yang menyebabkan anda marah besar pada hari ini? Pemimpin Iblis itu berkata; Pada hari ini Tuhan telah memberi ampunan kepada orang-orang beriman yang selesai menjalankan ibadah puasa dengan sempurna. Maka kalian harus menggoda mereka agar tenggelam dengan hura-hura dan kembali memperturutkan hawa nafsunya sampai Tuhan murka kepada mereka!”

Potret dunia dewasa ini diliputi persoalan kemiskinan dan kesenjangan sosial yang mencolok. Pada tahun 2018 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis data lebih dari 821 juta penduduk menderita kelaparan hingga gizi buruk di seluruh dunia.

Jumlah tersebut terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Tahun 2020 PBB juga merilis data 265 juta orang penduduk dunia terancam kelaparan akibat pandemi COVID 19.

Sementara itu ambisi penjajahan, sikap arogan dan agresif suatu bangsa yang ingin menguasai bangsa lain, seperti contoh buruk yang diperlihatkan secara kasat mata oleh zionis Israel terhadap bangsa Palestina, menambah buram sebagian wajah dunia. Umat Islam karena panggilan risalah agamanya harus berdiri paling depan dalam membela kemerdekaan dan hak asasi manusia di mana pun.

Khalifah Umar bin Khattab pernah menegur seorang gubernur yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat kecil, “Sejak kapan anda memperbudak manusia. Padahal mereka dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merdeka.”    

Persamaan derajat kemanusiaan dan solidaritas sosial seperti diajarkan dalam Islam merupakan religiosity jenious dan modal sosial yang efektif untuk mendekatkan jurang kesenjangan sosio-ekonomi antara golongan kaya (the have) dan golongan miskin (the have not) serta menyelamatkan kehidupan orang-orang yang menderita. Senapas dengan semangat beragama, kesenjangan sosial dan ketidakadilan harus dikoreksi dan diperbaiki karena menjadi salah satu sumber disintegrasi sosial bahkan dapat menimbulkan gejolak sosial.

Selain itu, pemberantasan korupsi harus dimaksimalkan karena korupsi adalah kejahatan yang sangat menyakitkan kemanusiaan dan menambah kesenjangan sosial di setiap negara. Kemiskinan yang terjadi di negara-negara berkembang tidak lepas dari korupsi yang menggurita.

Dalam Islam, zakat dan wakaf berfungsi sebagai instrumen redistribusi kekayaan secara adil dan manusiawi. Islam mengajarkan sikap tidak kikir dan tidak berlebih-lebihan dalam menikmati rezeki dari Allah hingga menimbulkan kecemburuan sosial.

Pesan moral Idul Fitri yang diawali dengan membagikan zakat fitrah, mendorong umat Islam memperbaiki hubungan dengan Allah dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. Hubungan manusia dengan Allah harus dilaksanakan berpedoman sepenuhnya pada ketentuan syariat dan hubungan kemanusiaan harus dibangun tanpa sekat-sekat pemisah yang menjauhkan kita dari kebersamaan dan keakraban sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement