Senin 10 May 2021 16:33 WIB

Konsentrasi Temuan Mutasi Covid-19 di Sumatra dan Kalimantan

Mutasi Covid-19 setidaknya telah ditemukan di Indonesia sejak Januari 2021.

 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyebaran kasus mutas Covid-19 di Indonesia paling banyak ditemukan di Sumatra dan Kalimantan. Budi mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Foto:

Masuknya mutasi varian virus corona, salah satunya dari India, membuat Indonesia dalam bayang-bayang kemungkinan mengalami lonjakan kasus seperti India. Guru Besar FKUI, Prof Yoga Tjandra Aditama, mengatakan Indonesia memang sangat mungkin mengalami lonjakan kasus Covid-19. Untuk mencegahnya, strategi penanganan Covid-19 Tanah Air harus diperkuat.

Prof Yoga menyoroti ancaman kenaikan Covid-19 global sangat serius. Indonesia seperti halnya negara lain tak luput dari ancaman penyakit yang pertama ditemukan di China tersebut.

"Sekarang ada kenaikan (Covid-19) total di dunia, ada juga kenaikan amat besar di India, ada juga kenaikan di beberapa negara Asean. Kenyataan ini menunjukkan bahwa semua negara kini punya risiko untuk kenaikan angka pula," kata Prof Yoga kepada Republika, Ahad (9/5).

Prof Yoga menyampaikan cara penanganan Covid-19 bisa melakukan dengan Penyelidikan Epidemiologi (PE) secara ketat. Ditambah lagi melakukan surveilans dengan baik dan deteksi unusual event.

"Perlu jugamemperkuat program pengendalian infeksi di RS dan tetap meningkatkan 3M, 3T dan vaksinasi," ucap Prof Yoga.

Selain itu, Prof Yoga meminta pemerintah mengevaluasi komunikasi publik soal Covid-19. Ia mendesak perbaikan pola komunikasi agar publik menaati 3M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan) sebagai upaya melindungi semua orang.

"Harusnya tujuannya adalah masyarakat sadar bahwa 3 M itu adalah untuk kepentingan diri kita sendiri, keluarga kita dan orang yang kita cinta disekitar kita, bukan dipatuhi karena aturan," ucap prof Yoga.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya kenaikan kasus Covid-19 secara global dalam kurun waktu satu minggu sejak 25 April hingga 2 Mei 2021 jika dibandingkan dengan jumlah kasus pada enam bulan pertama pandemi. Kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengalami lonjakan kasus baru tertinggi hingga 19 persen.

"Dari laporan mingguan WHO minggu lalu sampai 2 Mei disebutkan bahwa jumlah kasus global dalam dua minggu melebihi kasus selama enam bulan pertama pandemi. Jumlah yang sangat tinggi, dengan lebih dari 5,7 juta kasus per minggu," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat keterangan pers kedatangan vaksin tahap 12. Rizky Surya

Setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi nasib Indonesia dalam hal pencegahan penularan Covid-19. Prof Yoga mengatakan pertama protokol kesehatan (prokes) harus selalu ditingkatkan hingga level masyarakat paling bawah. Kedua, pengumpulan massa harus dapat dikendalikan.

"Ketiga, agar jumlah vaksin harus ditingkatkan. Adapun yang sudah divaksin harus tetap melakukan 3M," kata Prof Yoga.

Berikutnya, prof Yoga menyarankan jumlah tes harus tetap tinggi pada setiap kabupaten/kota. Ia menekankan agar mengenai vaksin tidak hanya fokus pada angka nasional saja. "Kelima, varian/mutasi baru harus dikendalikan," ujarnya.

Atas dasar itulah, Prof Yoga mewanti-wanti pemerintah dan publik di Indonesia agar memperhatikan lima faktor di atas.

"Itulah lima aspek kenapa India bisa naik tinggi angkanya, dan karena itu kita perlu mencegah lima hal itu agar angka tidak naik seperti di India," lanjut prof Yoga.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya kenaikan kasus Covid-19 secara global dalam kurun waktu satu minggu sejak 25 April hingga 2 Mei 2021 jika dibandingkan dengan jumlah kasus pada enam bulan pertama pandemi. Kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengalami lonjakan kasus baru tertinggi hingga 19 persen.

"Dari laporan mingguan WHO minggu lalu sampai 2 Mei disebutkan bahwa jumlah kasus global dalam dua minggu melebihi kasus selama enam bulan pertama pandemi. Jumlah yang sangat tinggi, dengan lebih dari 5,7 juta kasus per minggu," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat keterangan pers kedatangan vaksin tahap 12.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement