Senin 10 May 2021 16:08 WIB

Destinasi Wisata di Zona Oranye dan Merah DIY Wajib Tutup

Dinas Pariwisata DIY menyebut saat ini tidak ada destinasi wisata di zona merah

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memutarbalikan pengendara saat penyekatan di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (6/5/2021). Penyekatan kendaraan dilakukan serentak di perbatasan wilayah DI Yogyakarta saat penerapan larangan mudik Lebaran 2021 sebagai upaya meminimalisir penularan COVID-19.Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menegaskan bahwa destinasi wisata yang masuk dalam zona merah dan oranye Covid-19 tidak diperbolehkan untuk beroperasi.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Petugas memutarbalikan pengendara saat penyekatan di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (6/5/2021). Penyekatan kendaraan dilakukan serentak di perbatasan wilayah DI Yogyakarta saat penerapan larangan mudik Lebaran 2021 sebagai upaya meminimalisir penularan COVID-19.Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menegaskan bahwa destinasi wisata yang masuk dalam zona merah dan oranye Covid-19 tidak diperbolehkan untuk beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menegaskan bahwa destinasi wisata yang masuk dalam zona merah dan oranye Covid-19 tidak diperbolehkan untuk beroperasi. Walaupun begitu, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo menyebut, saat ini tidak ada destinasi wisata yang masuk dalam dua zona tersebut.

Sehingga, seluruh destinasi wisata yang ada dibuka pada libur lebaran 2021 ini. Pihaknya juga memprioritaskan wisatawan lokal untuk mengunjungi destinasi wisata di masa larangan mudik yang berlaku hingga 17 Mei nanti.

"Seluruh destinasi pariwisata buka kecuali yang masuk dalam zona oranye dan merah wajib tutup atau tidak ada aktivitas kepariwisataan. Berdasarkan data tidak ada satupun destinasi masuk ke zona oranye dan merah," kata Singgih di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (10/5).

Kapasitas kunjungan destinasi wisata juga dibatasi dengan hanya 50 persen. Singgih menuturkan, pihaknya juga memaksimalkan aplikasi Visiting Jogja untuk wisatawan.

"Wisatawan diharapkan melakukan reservasi dan pembayaran secara cashless. Kami rekomendasikan penuh untuk reservasi secara online agar memudahkan mereka sampai di lokasi dan mengurangi kontak langsung dengan pengelola destinasi," ujarnya.

Melalui aplikasi Visiting Jogja, katanya, wisatawan juga dapat melihat keterisian tiap destinasi wisata. Hal ini juga akan memudahkan wisatawan untuk memilih destinasi wisata dalam rangka menghindari terjadinya kerumunan.

"Di Visiting Jogja wisatawan juga bisa melihat (kapasitas keterisian) karena ada kondisi real-nya, jadi bisa memprediksi disana crowded atau tidak," jelas Singgih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement