Jumat 07 May 2021 18:47 WIB

Bandung Barat dan Tasikmalaya Diminta Turunkan Zona Risiko

Pemprov Jabar minta forkopimda setempat hilangkan zona merah dalam sepekan

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Suasana di pusat pertokoan Jalan KH Z Mustofa Kota Tasikmalaya, Jumat (7/5). Petugas menutup akses ke kawasan itu untuk mengurai kerumunan orang, lantaran Kota Tasikmalaya masuk zona merah penyebaran Covid-19.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Suasana di pusat pertokoan Jalan KH Z Mustofa Kota Tasikmalaya, Jumat (7/5). Petugas menutup akses ke kawasan itu untuk mengurai kerumunan orang, lantaran Kota Tasikmalaya masuk zona merah penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan waktu satu pekan kepada Satgas Covid-19 Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya untuk segera menurunkan skala zona resiko Covid-19. Karena, saat ini kedua daerah tersebut berada di zona resiko tinggi atau zona merah. 

"Kita masih mendapatkan 2 zona merah yaitu Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya. Oleh karena itu saya titip ke forkopimda Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya segera dalam waktu satu minggu menghilangkan zona merah," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai rapat mingguan Covid-19 di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Jumat (7/5). 

Emil berharap, semua bisa berlangsung dengan baik. Berdasarkan data Pikobar Jabar pada 3 Mei 2021 lalu, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya masuk zona merah dan hingga pada 4 Mei status tersebut belum berubah. 

Sementara dua wilayah lainnya, kata dia, yaitu Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sukabumi masuk katagori kuning atau resiko rendah. Sisanya masuk katagori zona resiko sedang atau oranye.

“Dengan berat hati saya sampaikan di hari ini, minggu ini ada dua zona merah datang lagi ke Jawa Barat, satu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya,” katanya.

Sesuai dengan arahan Kapolri, kata dia, yang dari zona merah khususnya, pariwisata akan ditutup.“Jadi saya akan titip kepada Pak Kapolda kepada yang masuk zona merah agar tidak ada lagi destinasi pariwisata dan disosialisasikan kepada masyarakat. Saya sudah sampaikan pada Bupati pada kepala daerah terkait,” imbuhnya.

Di sisi lain, pada pekan ini keterisian rumah sakit atau ruang isolasi di RS Jabar turun drastis. "Keterisian Rumah Sakit hanya 36 persen setelah di tahun 2020 keterisian rumah sakit itu 50 persen, 60 persen naik di 80 persen. Sekarang 36,9 persen dari itu nyata ya," katanya.

"Kami tidak akan ngebahas kasus aktif karena programnya masih sama bercampur dengan kasus-kasus lama yang dicicil juga. Tapi kalau keterisian rumah sakit sendiri kongkret," kata Emil. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement