Kamis 06 May 2021 05:52 WIB

Satgas Minta Sumsel Evaluasi Penanganan Covid-19

Kasus Covid-19 di Sumsel mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Petugas dengan pakaian pelindung lengkap melakukan simulasi penanganan pasien COVID-19, di Rumah Sakit Pertamina Plaju Palembang, Sumsel, Kamis(12/3/2020).
Foto: Antara/Feny Selly
Petugas dengan pakaian pelindung lengkap melakukan simulasi penanganan pasien COVID-19, di Rumah Sakit Pertamina Plaju Palembang, Sumsel, Kamis(12/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta Pemprov Sumatera Selatan (Sumsel) agar melakukan evaluasi penanganan Covid-19 di seluruh wilayah administrasinya.

Arahan tersebut disampaikan Doni mengingat angka kasus Covid-19 di Sumsel mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Doni mengatakan, evaluasi harus dilakukan jika terjadi kenaikan kasus.

“Kalau ada peningkatan maka lakukan evaluasi apa penyebabnya dan lakukan langkah-langkah penanganan. Jangan anggap enteng,” kata Doni dikutip dari siaran resmi BNPB.

Lebih lanjut Doni menyebut, Covid-19 merupakan penyakit yang tidak bisa dikendalikan. Artinya, jika ditemukan kasus aktif maka akan berpotensi mengalami peningkatan. Ia pun menekankan agar kenaikan kasus Covid-19 tak dianggap sepele.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 per 4 Mei 2021, jumlah kasus aktif Covid-19 di Sumsel mencapai 1.417 atau 6,76 persen, di mana angka tersebut lebih tinggi atau di atas rata-rata nasional yakni 5,9 persen. Sedangkan persentase kasus sembuh di Sumsel berada pada posisi 88,3 persen dan masih di bawah angka rata-rata nasional yakni 91,4 persen.

Dan kasus kematian mencapai 4,93 persen dan lebih tinggi atau berada di atas angka rata-rata nasional yakni 2,7 persen. Kasus kematian tersebut juga telah membuat Sumsel menempati peringkat ketiga secara nasional

“Mohon maaf. Sekali lagi angka kasus kematian Covid-19 di Sumsel ini masuk di peringkat ketiga secara nasional,” kata Doni.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Pemprov Sumsel pada awal April 2021, BOR (bed occupancy rate) di Sumsel berada di angka 30 persen. Namun dalam satu bulan terakhir, angka BOR mengalami kenaikan menjadi 56 persen.

Di sisi lain, secara garis besar wilayah administrasi di Sumsel telah masuk pada zona kuning. Namun kondisi tersebut berubah drastis dalam beberapa pekan terakhir sehingga hanya terdapat 5 wilayah di zona kuning.

Karena itu, Doni meminta agar pemprov Sumsel dapat mengendalikan laju penularan Covid-19 dan menguatkan literasi masyarakat terkait penanganan pandemi dengan melibatkan seluruh komponen.

“Saya berharap ada strategi dari seluruh instansi, dari seluruh daerah sampai ke tingkat kelurahan dan desa, bagaimana meningkatkan kepatuhan masyarakat agar sadar dan bukan karena dipaksa,” jelas Doni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement