REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria kembali mengimbau masyarakat untuk tidak mudik Lebaran sembari mengingatkan tentang varian baru Corona dari India, Inggris, dan Afrika Selatan. Ia mengatakan, masyarakat harus lebih waspada terhadap penyebaran covid-19 karena varian baru ini memiliki kecepatan penularan lebih tinggi.
"Jadi virus dari India, Inggris, Afrika (Selatan), semua memiliki kecepatan yang lebih tinggi bahkan sampai 10 kali lipat kecepatan penularannya," kata Ariza di Balai Kota Jakarta, Selasa (4/5).
Selain tidak melakukan mudik, Ariza mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat sehingga dapat mencegah terjadinya penularan varian baru virus corona tersebut. "Kami minta semua warga hati-hati, waspada. Lebih baik berada di rumah, jangan mudik, laksanakan prokes secara ketat," tegas dia.
Sebelumnya diberitakan, dua pasien Covid-19 dengan varian virus B1617 asal India dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso Jakarta. Temuan pasien yang membawa mutasi virus corona tersebut didapat dari hasil Whole Genome Sequencing (WGS) dari bank data GISAID.
"Untuk varian B1617 sudah dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Selasa (4/5).
Selain virus corona varian B1617, mutasi lainnya seperti varian B117 asal Inggris dan B1351 asal Afrika Selatan juga dikonfirmasi sudah masuk Indonesia. Wiku merinci, berdasarkan hasil whole genome sequencing (WGS) dari bank data GISAID menunjukkan ada 13 virus varian B117 yang ditemukan di Jakarta, Jawa Barat, Sumatra Utara, Bali, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.
Sementara itu, dua virus varian B1617 ditemukan di Jakarta. "Satu virus varian B1351 asal Afsel di Bali," ujar Wiku.
Baca juga : Ini Syarat Kebijakan Larangan Mudik Berjalan Efektif
Seorang WNA di Bali yang membawa virus corona mutasi asal Afrika Selatan ini diketahui sudah meninggal dunia. Pemerintah, ujar Wiku, juga memperketat pintu kedatangan internasional untuk mencegah 'bocornya' screening testing Covid-19 terhadap siapapun yang masuk ke Indonesia.
"Juga mencegah adanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam meloloskan WNA tanpa karantina," kata Wiku.