Berdasarkan temuan tersebut, santri yang diketahui positif Covid-19, menjalani isolasi mandiri di pesantren. ''Seluruhnya, tanpa gejala,'' katanya. Sedangkan santri lainnya yang hasil tesnya negatif, dipulangkan ke rumah masing-masing.
Untuk klaster "jenguk bayi", drg Hanung menyebutkan, klaster ini dinamakan seperti itu karena berawal dari adanya kegiatan warga menjenguk bayi yang baru lahir. Adanya klaster tersebut, terjadi di Desa Tanalum, Kecamatan Rembang. ''Dalam kasus ini, ada 18 orang terkonfirmasi positif Covid-19,'' jelasnya.
Menurutnya, kasus ini berawal dari seorang wanita warga Desa Tanalum yang mengikuti pengajian di Kabupaten Pekalongan. Setelah pulang pengajian, yang bersangkutan terpapar Covid-19.
Kebetulan, wanita tersebut juga baru memiliki bayi sehingga banyak warga yang menengok bayi. ''Dari klaster ini, kasus Covid kemudian menyebar. Dari hasil tracing sejauh ini, ada 18 warga yang terjangkit Covid-19,'' jelasnya.
Namun dia menyebutkan, jumlah tersebut masih bisa bertambah karena kasusnya sudah menyebar cukup luas. ''Saat ini petugas kami masih melakukan tracing dan testing dari klaster jenguk bayi ini,'' jelasnya.