Doni mengatakan, tingginya mobilitas selama mudik lebaran bisa memicu lonjakan kasus positif seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya di mana terjadi peningkatan kasus hingga 93 persen yang juga diikuti dengan tingginya angka kematian.
Meskipun Presiden telah menyampaikan pengumuman resmi terkait larangan mudik ini, Satgas mencatat masih terdapat tujuh persen masyarakat yang tetap akan mudik ke kampung halaman. Bahkan curi start mudik pun juga telah dilakukan sebelum Ramadhan.
Akibatnya, terjadi kenaikan kasus aktif dan juga kasus kematian di hampir seluruh provinsi di Pulau Sumatera, sedangkan angka kesembuhan tercatat semakin menurun. Karena itu, Doni meminta seluruh pimpinan daerah di Pulau Sumatera agar segera melakukan evaluasi penanganan Covid-19.
“Oleh karenanya, khususnya kepada seluruh pejabat di Pulau Sumatera, untuk betul-betul evaluasi secepat mungkin, jangan sampai terlambat,” kata Doni.
Doni khawatir, jika langkah-langkah pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19 di Sumatera terlambat dilakukan maka akan menyebabkan terjadinya kenaikan kasus secara eksponensial.
“Kasus eksponensial ini akan tidak terkontrol seperti yang pernah terjadi di Jakarta pada bulan September dan Oktober tahun lalu setelah adanya pengendoran terhadap sejumlah kegiatan liburan maka rumah sakit, wisma atlet mengalami kepenuhan sehingga terjadi antrean ambulans yang cukup panjang,” jelas dia.