REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua mengharapkan jaringan internet yang terganggu akibat putusnya kabel optik bawah laut dapat segera normal. Selama pandemi Covid-19, sekitar 34-44 persen siswa belajar secara daring.
"Namun selama dua hari ini, kami kembali diperhadapkan dengan jaringan internet yang terganggu," kata Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait, di Jayapura, Senin (3/5).
Pihak Dinas Pendidikan Papua mendorong kepada pihak-pihak yang terkait dengan keberadaan jaringan internet ini agar segera diperbaiki. "Janganlah menambah masalah pendidikan di Papua, agar anak-anak dapat belajar dengan baik," ujarnya pula.
Pihak Dinas Pendidikan Papua juga mengimbau agar para tenaga pendidik tetap semangat mengajar, meskipun kini kembali terkendala dengan jaringan internet. "Pendidikan kini sedang dipersulit dengan jaringan internet, namun para tenaga pendidik jangan patah semangat," katanya lagi.
Sebelumnya, PT Telkom Papua menyebut kabel laut miliknya putus pada titik 360 kilometer sehingga mengakibatkan sejak Jumat (30/4) malam hingga berita ini diturunkan komunikasi menggunakan jaringan data seluler tidak bisa digunakan. Kepala PT Telkom Papua Sugeng mengatakan putusnya kabel tersebut berada di wilayah Jayapura antara Sarmi dan Biak.
"Estimasi perbaikan sekitar satu bulan, di mana untuk memperbaiki kabel yang putus ini harus menunggu kapal khusus, sehingga membutuhkan waktu yang agak lama," katanya pula.
Dia menambahkan kini sementara waktu, layanan jasa komunikasi yang bisa digunakan hanya telepon dan SMS.