REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana Kepresidenan telah mengonfirmasi rencana pelantikan dua menteri dan dua pejabat negara oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (28/4) sore ini. Dua menteri yang akan memimpin kementerian 'baru', antara lain, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi dan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).
Pembentukan dua kementerian baru tersebut merupakan hasil rapat Badan Musyawarah (Bamus) yang membahas Surat Presiden (Surpres) Jokowi nomor R-14/Pres/03/2021 perihal Pertimbangan Pengubahan Kementerian pada 8 April 2021. Persetujuan DPR ini sudah sesuai dengan ketetapan UU Nomor 39 Tahun 2019 tentang Kementerian Negara.
Sementara, dua pejabat negara lain yang akan ikut dilantik adalah Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dan Indriyanto Seno Adji sebagai Dewan Pengawas KPK.
Seperti apa profil dari keempat sosok tersebut? Berikut ulasannya:
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia
Paling anyar, Bahlil menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin. Dalam beberapa kali kesempatan, Jokowi sempat menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Bahlil dalam menggaet investasi ke Indonesia. Jokowi memang menempatkan investasi sebagai tumpuan pemulihan ekonomi nasional.
Namun, sebelum masuk di lingkaran kabinet, nama Bahlil lebih dulu besar sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015 hingga 2019. Sosok yang berasal dari Fakfak, Papu, ini juga pernah mendapat penghargaan Tokoh Perubahan Republika tahun 2018.
Dikutip dari arsip pemberitaan Republika, perjalanan hidup sang nakhoda Hipmi asal Papua ini memang kaya inspirasi. Bahlil lahir dari pasangan buruh bangunan dan buruh cuci yang tinggal di Fak Fak, Papua Barat. Sejak kecil, Bahlil sudah terbiasa bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, termasuk agar ia dapat terus menempuh pendidikan.
Saat duduk di bangku SD, Bahlil sudah berjualan kue buatan sang ibu di sekolah. Memasuki SMP, ia mulai akrab dengan kehidupan terminal karena menjadi kondektur angkutan umum. Bahkan, ia sempat banting setir menjadi sopir angkot saat duduk di bangku SMEA.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim
Nama Nadiem Makarim moncer setelah perusahaan rintisan besutannya, yakni Gojek, sukses besar. Sejak berdiri pada 2010, Gojek terus tumbuh dengan nilai kapitalisasi tembus 10 miliar dolar AS. Hal ini membuat Gojek menyandang status satu-satunya Decacorn di Indonesia.
Keahlian Nadiem dalam membangun startup lantas dilirik Presiden Jokowi. Nadiem dipilih menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 2019 lalu hingga saat ini, sebelum akhirnya kementeriannya 'menampung' bubarnya Kementerian Riset dan Teknologi.
Lulusan sekolah bisnis Harvard di Amerika Serikat ini juga pernah berkarier sebagai konsultan McKinsey & Co pada 2006 sampai 2009, Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia, dan Chief Innovation Officer Kartuku pada 2013-2014.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko
Laksana Tri Handoko menjabat sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak 2018. Sebelum memimpin LIPI, Handoko merupakan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI sejak 2014.
Pria kelahiran 1968 ini menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Kumamoto, Jepang, dengan fokus studi fisika. Kemudian, Handoko melanjutkan pendidikan master di Univrsitas Hiroshima, Jepang, dengan penguasaan bidang fisika teori.
Handoko memulai karier sebagai peneliti di Pusat Penelitian Fisika pada 1987 dan menjadi Kepala Grup Fisika Teori pada 2002-2012. Selanjutnya, pada 2012 sampai 2014, Handoko menjabat Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI.
Dewan Pengawas KPK Indriyanto Seno Adji
Indriyanto dipilih menjabat Dewan Pengawas KPK menggantikan Artidjo Alkostar yang tutup usia pada akhir Februari 2021. Perjalanan Indriyanto di KPK bukan baru sekarang ini. Pada 2015 lalu, dia pernah ditunjuk Presiden Jokowi menjadi salah satu Plt pimpinan KPK bersama Taufiqurrahman Ruki dan Johan Budi. Lepas itu, Indriyanto juga sempat masuk dalam anggota panitia seleksi (pansel) pimpinan KPK.
Guru Besar Hukum Pidanadi Universitas Krisnadwipayana ini juga merupakan anak dari mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Oemar Seno Adji. Dia juga sempat mengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.