Rabu 28 Apr 2021 01:36 WIB

Hormati Korban KRI, Natuna Kibarkan Bendera di Bawah Laut

Bendera setengah tiang diikat di tiang kayu, lalu dipancang di celah-celah karang.

Pengibaran bendera merah putih setengah tiang di posko mereka di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (25/4/2021). TNI AL mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur di perairan Bali dan bendera setengah tiang tersebut akan dikibarkan selama 7 hari.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pengibaran bendera merah putih setengah tiang di posko mereka di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (25/4/2021). TNI AL mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur di perairan Bali dan bendera setengah tiang tersebut akan dikibarkan selama 7 hari.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Komunitas Jelajah Bahari Kabupaten Natuna, Kepri, mengibarkan bendera merah putih setengah tiang di bawah laut. Pengibaran ini untuk menghormati gugurnya 53 awak kapal selam KRI Nanggala 402.

"Bendera diikat di tiang kayu, lalu dipancang di celah-celah karang," kata Cherman, Selasa (27/4).

Baca Juga

Sekitar enam anggota komunitas selam itu mengibarkan bendera tersebut di kedalaman laut sepuluh meter. Persisnya di area konservasi wisata alif stone park.

Seorang anggota Komunitas Jelajah Bahari Natuna Cherman menyampaikan bendera itu dibiarkan berkibar di dasar laut selama tujuh hari ke depan. Setelahnya baru boleh dibuka.

Menurut Cherman aksi pengibaran bendera yang menjadi simbol negara itu merupakan spontanitas kelompoknya sebagai wujud bela sungkawa atas wafatnya putra-putri terbaik bangsa Indonesia. Apalagi teruntuk Kolonel Laut (P) Harry Setiawan yang seorang Komandan Satuan Selam (Dansatsel) sekaligus salah satu korban tenggelamnya KRI Nanggala 402.

Almarhum yang pernah menjabat Komandan Pangkalam TNI AL (Danlanal) Natuna itu memang memiliki kedekatan emosional dengan komunitas tersebut."Semasa menjabat Danlanal periode 2018-2019. Pak Harry selalu ikut kami menyelam," kata Cherman.

Selain itu, kata Cherman, Harry juga merupakan sosok yang mudah bergaul dan akrab dengan siapa saja. Dia sangat disenangi warga pulau terluar di ujung utara itu karena sikapnya yang ramah, sopan, dan menyayangi anak-anak.

"Beliau suka main musik, naik motor, duduk minum kopi dengan warga dan pemuda. Juga taat beribadah," ungkap Cherman.

Kepergian Harry, tentu menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat Natuna. Begitu banyak memori indah terukir semasa beliau hidup dan mengabdi di Natuna.

"Kami mendoakan semoga almarhum Pak Harry dan semua kru kapal KRI Nanggala 402 ditempatkan di surga Allah SWT. Sementara korban yang ditinggalkan, harapannya selalu diberi kesabaran dan kesehatan," ucap Cherman.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement