Selasa 27 Apr 2021 11:21 WIB

Sumbar Belum Berencana Tutup PTM dan Pesantren Ramadhan

Kadis Sumbar klaim PTM sudah sesuai protap Kemendikbud.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Indira Rezkisari
Petugas BPBD Padang menyemprotkan disinfektan di SMPN 10 Padang, Sumatra Barat. Kepala Dinas Pendidikan Sumatra Barat, Adib Alfikri, mengatakan belum berencana kembali menutup pembelajaran tatap muka (PTM) dan menutup kegiatan pesantren Ramadhan.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Petugas BPBD Padang menyemprotkan disinfektan di SMPN 10 Padang, Sumatra Barat. Kepala Dinas Pendidikan Sumatra Barat, Adib Alfikri, mengatakan belum berencana kembali menutup pembelajaran tatap muka (PTM) dan menutup kegiatan pesantren Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Dinas Pendidikan Sumatra Barat, Adib Alfikri, mengatakan belum berencana kembali menutup pembelajaran tatap muka (PTM) dan menutup kegiatan pesantren Ramadhan. Menurut Adib, menutup secara menyeluruh justru akan merugikan daerah atau sekolah yang dalam keadaan aman dari penularan Covid-19.

"Kalau kita tutup semua, kasihan daerah yang tidak bermasalah (Covid-19). Jadi kita menutup per kasus saja. Misal satu sekolah ada kasus penularan, yang kita tutup sementara ya sekolah itu saja," kata Adib, kepada Republika, Selasa (27/4).

Baca Juga

Adib menyebut, perlakuan yang sama juga demikian untuk pelaksanaan pesantren Ramadhan. Adib menyebut kegiatan pesantren Ramadhan merupakan pengganti pendidikan tatap muka khusus di bulan Ramadhan. Hanya saja tempat dan metode pelaksanaan berbeda yakni di masjid dan lebih banyak belajar ilmu keagamaan.

Menurut Adib pesantren Ramadhan masih akan dilangsungkan selagi di setiap unit pelaksanaan aman dan taat dengan protokol kesehatan.

Adib menyebut, kunci aman dari Covid-19 saat ini adalah ketaatan dan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan. Selain itu menurut dia pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Sumbar juga sudah sesuai dengan protap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Adib mengakui ada beberapa institusi pendidikan yang lalai sehingga muncul klaster baru penularan Covid-19. Di antara kasus yang cukup besar seperti di SMA 1 Sumbar di Kota Padang Panjang dengan kasus 61 pelajar positif Covid-19.

"Kasus atau klaster yang muncul sekarang karena lalai. Merasa Covid-19 udah selesai. Padahal kan belum. Persoalan kita sekarang kedisiplinan terhadap prokes," ujar Adib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement