REPUBLIKA.CO.ID, BEOGA -- Tokoh agama Kristiani Gereja Bethesda Beoga Pdt Simon Tinal menyatakan, aksi pembunuhan dan penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, bertentangan dengan ajaran Injil. Kejahatan dan kekacauan selama tahun 2021 membuat anak-anak sekolah, guru dan mama-mama, mulai merasa takut.
"Sehingga, mereka banyak yang turun gunung, karena takut" ungkap Pdt Simon Tinalsaat silaturahmi di Timika, Ahad (25/4).
Sebelumnya, lanjut Pdt Simon, kekacauan di Beoga lebih dipicu masalah dengan perang suku antarwarga. Pdt Simon mengakui, tentang jenazah dua guru yang ditembak KKB di Beoga bahwa dalam agama tidak dibenarkan untuk membunuh orang.
"Apalagi membunuh guru dan membakar sekolah sangat bertentangan dengan Injil. Tindakan mereka atas dasar diri sendiri," ungkapnya.
Pdt Simon mengakui, pernah bertemu KKB dan disinyalir bahwa orang tersebut berasal dari luar Beoga karena menggunakan bahasa yang lain. Pdt Simon berharap, peristiwa penembakan tidak terulang lagi di Beoga Kabupaten Puncak.
Diakui Pdt Simon, situasi saat penembakan terjadi sebanyak 30 orang dengan membawa senjata panjang. "Saya juga termasuk orang yang ikut evakuasi korban karena korban sudah dalam keadaan meninggal dan posisi korban di dalam rumah," ungkap Pdt Simon.