Ahad 25 Apr 2021 10:58 WIB

PLTU di Tangerang Pakai Bahan Bakar Sampah Rumah Tangga

Pemanfaatan sampah jadi sumber energi bisa jadi solusi penanganan masalah sampah.

Sejumlah bocah bermain di Kali Perancis yang dipenuhi sampah di Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (9/9/2020). Kali tersebut dipenuhi oleh sampah sehingga menimbulkan bau tak sedap dan berpotensi menyimbulkan penyakit untuk masyarakat di kawasan tersebut.
Foto: FAUZAN/ANTARA FOTO
Sejumlah bocah bermain di Kali Perancis yang dipenuhi sampah di Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (9/9/2020). Kali tersebut dipenuhi oleh sampah sehingga menimbulkan bau tak sedap dan berpotensi menyimbulkan penyakit untuk masyarakat di kawasan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Kota Tangerang, Banten, memanfaat jumputan padat sampah rumah tangga sebagai bahan bakar co-firing pengganti batu bara untuk menghasilkan listrik bagi masyarakat.

Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah mengatakan pemanfaatan jumputan padat sampah untuk energi akan menjadi salah satu solusi penanganan masalah sampah di wilayahnya.

"Dengan teknologi yang ada saat ini sampah rumah tangga dapat diolah menjadi energi terbarukan pengganti batu bara," kata Arief.

Uji coba co-firing dengan memanfaatkan pengolahan sampah skala riset lima ton per hari dilakukan oleh PT Indonesia Power yang merupakan anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Bahan bakar jumputan padat merupakan bahan bakar yang berasal dari sampah yang telah melalui proses pemilahan dan homogenisasi menjadi ukuran butiran kecil atau dibentuk menjadi pelet yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Jumputan padat itu diolah melalui teknologi biodrying atau melalui teknologi maggot. Teknologi biodrying adalah dekomposisi zat organik secara parsial dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh mikroorganisme dibantu aerasi untuk menghilangkan kelembaban.

Sedangkan teknologi maggot adalah dekomposisi zat organik dengan memanfaatkan belatung lalat Black Soldier Fly. Direktur Utama PT Indonesia Power Ahsin Sidqi mengatakan pemanfaatan sampah untuk energi merupakan komitmen negara dalam mengurangi penggunaan batu bara pada pembangkit listrik.

"Kami akan terus mengembangkan supaya teknologi co-firing untuk PLTU bisa memanfaatkan 100 ton sampah per hari," kata Ahsin.

Seperti diketahui, co-firing merupakan proses penambahan bahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU. Dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, PLN berencana untuk dapat melakukan co-firing pada 52 lokasi PLTU batu bara eksisting dan menargetkan peningkatan kapasitas pembangkit energi terbarukan sebesar 16 gigawatt.

"Melalui transformasi ini, kami berinovasi dan mendorong penggunaan green energy yang ramah lingkungan," ucap Direktur Mega Proyek dan Energi Terbarukan PLN Ikhsan Asaad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement