Kamis 22 Apr 2021 03:56 WIB

Pudarnya Kepribadian Bangsa Menggerus Kebudayaan Nasional

Pra-Kongres IV PA GMNI menjawab tantangan budaya butuh kepribadian bangsa yang kokoh.

Direktur Indonesia Publik Institut (IPI), Karyono Wibowo.
Foto: Antara
Direktur Indonesia Publik Institut (IPI), Karyono Wibowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) kembali menggelar webinar bertema 'Tantangan dan Strategi Kebudayaan dalam Memperkokoh Kepribadian Bangsa' di Jakarta pada Kamis (22/4) pukul 15.15-17.45 WIB.

Ketua Panitia Nasional Kongres IV PA GMNI Karyono Wibowo, menjelaskan, webinar yang diadakan merupakan seri kedua ihwal kebudayaan. Dia menjelaskan, webinar terebut merupakan rangkaian kegiatan Pra-Kongres IV PA GMNI yang nantinya berlangsung di Kota Bandung, Jawa Barat pada 19-21 Juni 2021 dengan tema 'Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman'.

"Topik diskusi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas kondisi kehidupan bangsa saat ini. Yakni memudarnya kepribadian bangsa yang secara perlahan telah menggerus kebudayaan nasional," kata Karyono di Jakarta dalam siaran pers, Rabu (21/4).

Koordinator Pokja Sosial Budaya dalam kepanitiaan Kongres IV PA GMNI, Bambang Barata Aji menuturkan, lunturnya budaya Nusantara menimbulkan hambatan dalam upaya menegakkan nasionalisme dalam menjawab tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, sambung dia, tantangan yang bersifat eksternal maupun internal menjadi penting untuk disikapi.

Langkah antisipasi terhadap tantangan di bidang budaya, menurut Aji, mesti dilakukan karena bila terlambat risikonya adalah kehancuran. Aji menyebutkan, dalam perspektif Bung Karno, tantangan dianalogikan sebagai gemblengan atau tempaan.

"Bangsa Indonesia dalam perspektif Bung Karno adalah bangsa gemblengan, adalah bangsa bermental banteng yang harus siap hancur lebur bangkit kembali dalam menghadapi tantangan yang ada," ujar Aji.

Dia melanjutkan, tantangan nasionalisme Indonesia dalam bidang kebudayaan tidak berdiri sendiri, Melainkan, selalu terkait dengan perjuangan mewujudkan tujuan bernegara sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945.

Akar budaya yang menjadi identitas bangsa, kata dia, yang telah tumbuh ribuan tahun perlu dirawat dan ditumbuhkembangkan di tengah gempuran budaya luar. "Prinsip Tri Sakti Bung Karno (kepribadian dalam kebudayaan), perlu dikedepankan dalam kehidupan bernegara," ucap Aji.

Adapun, narasumber yang diundang terdiri, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ibnu Maryanto, akademisi Unika Atma Jaya Yogyakarta Y Argo Twikromo, budayawan Erros Djarot, Wakil Mendikbud periode 2011-2014 Wiendu Nuryanti, penyantun Rumah Budaya Bedahulu Ubud Bali Wayan Sudarmadja, hingga Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement