Rabu 21 Apr 2021 08:19 WIB

Kamus Sejarah Indonesia, Kesalahan yang tak Boleh Terulang

Kemendikbud dinilai membuat buku kamus sejarah tanpa referensi yang lengkap.

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid memastikan Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang tidak mencantumkan sejarah tentang pendiri NU, Hasyim Asyari, ditarik dari peredaran.
Foto:

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid, mengatakan buku Kamus Sejarah Indonesia yang tidak memuat tokoh Pendiri NU KH Hasyim Asyhari sudah ditarik dari laman Rumah Belajar. Selain itu, buku-buku yang terkait sejarah modern juga telah ditarik untuk ditinjau kembali.

Ia mengatakan, penarikan buku ini dilakukan karena pihaknya ingin memastikan permasalahan kekurangan yang ada di buku sejarah bisa diselesaikan. "Kita tidak mau sama sekali ada problem seperti ini," kata Hilmar, dalam telekonferensi, Selasa (20/4).

Hilmar juga menanggapi bahwa banyak pihak yang mempertanyakan resmi atau tidaknya buku tersebut. Ia menegaskan, buku tersebut tidak resmi diterbitkan. Menurutnya, yang menjadi masalah adalah buku tersebut sudah dimuat di Rumah Belajar meskipun sebenarnya pengerjaannya belum selesai.

"Jadi ada program tahun 2019 untuk mengumpulkan apa yang sudah dihasilkan oleh masing-masing dirjen di Kemendikbud agar masuk di dalam website Rumah Belajar. Maka, setiap direktorat secara langsung dihubungi untuk bisa memberikan produk-produk. Banyak sekali produk ribuan. Salah satunya produk itu," kata dia lagi.

Ketika dimasukkan ke lama Rumah Belajar, dilakukan secara bundle atau dalam bentuk kumpulan materi. Tim yang bertugas kemudian mengunggah materi=materi tersebut ke dalam laman Rumah Belajar.

Namun, ia menegaskan, saat ini seluruh buku yang berkaitan sudah ditarik dari laman-laman resmi perpustakaan milik Kemendikbud. "Saya sih mengakui ini kesalahan karena kealpaan. Bukan karena kesengajaan," ujar Hilmar.

Hilmar menegaskan, kejadian ini sepenuhnya kesalahan yang tidak disengaja."Terjadi keteledoran yang mana naskah yang belum siap kemudian diunggah ke laman Rumah Belajar," kata Hilmar.

Hilmar menegaskan pihaknya tidak sengaja menghilangkan dan mengunggah naskah yang belum selesai. Narasi yang beredar bahwa Kemendikbud menghilangkan tokoh sejarah menurut Hilmar sama sekali tidak benar.

Ia menjelaskan, buku Kamus Sejarah Indonesia mulai dibuat pada tahun 2017. Pada tahun tersebut, buku belum selesai digarap namun masa anggaran sudah habis. Buku yang belum selesai kemudian wajib dilaporkan dan dibuat dalam bentuk pdf.

Selanjutnya, pada tahun 2019 Kemendikbud menyiapkan materi yang akan diunggah dalam Rumah Belajar. Buku Kamus Sejarah Indonesia yang belum selesai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam laman Rumah Belajar. Hilmar menegaskan, pengunggahan ini merupakan keteledoran.

Lebih lanjut, Hilmar mengatakan pihaknya sedang menyusun versi final dari kamus ini. Kemendikbud juga akan melibatkan pemangku kepentingan terkait termasuk dari organisasi besar seperti NU dan Muhammadiyah.

"Untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan. Jadi ini benar-benar niatnya untuk mengoreksi kesalahan. Jadi kalau dia beredar tentu semua dari tokoh-tokoh penting dari pahlawan nasional akan masuk ke sana, berharap dalam tahun ini bisa diselesaikan penyempurnaannya," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement