REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyambut baik wacana hadirnya poros Islam untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Lewat poros tersebut, diharapkan hadir program-program untuk umat Islam di Indonesia.
"Kami menyambut baik wacana itu untuk membangun poros kekuatan demokrasi dengan menawarkan ide program keumatan yang segar," ujar Jazilul kepada wartawan, Jumat (16/4).
PKB, kata Jazilul, terbuka jika koalisi partai berbasis Islam benar-benar terealisasi untuk Pemilu 2024. Dia berharap hal tersebut tak sekadar menjadi wacana.
"Kami terbuka kemungkinan untuk bergabung bila wacana ini digagas dengan serius dan memiliki arah yang jelas bagi perbaikan masa depan Indonesia," ujar Jazilul.
Sebelumnya, jajaran pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyambangi markas Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rabu (14/4). Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi menuturkan, salah satu yang ada dalam pembahasan antara kedua elite partai adalah kesamaan sebagai partai Islam.
Aboe mengatakan, pihaknya menyambut siapa pun partai yang ingin bergabung dalam perjuangan rahmatan lil 'alamin. Dia mengakui, perjalanan koalisi menuju 2024 masih sangat panjang.
Namun, PKS menegaskan terbuka kepada partai mana pun yang bisa diajak kerja sama. “Penjajakan ini masih ada 2,5 tahun atau tiga tahun, sangat memungkinkan (poros Islam),” tutur Aboe di DPP PKS, Jakarta.
Baca juga: Wanita Sebaiknya Sholat Tarawih di Rumah atau Masjid?
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan, poros Islam untuk Pemilu 2024 akan sulit terwujud. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan ideologi, meski mereka partai berbasis Islam.
Masalah lain juga akan muncul ketika poros Islam ini mengusung calon presiden untuk 2024. Pasalnya, ada kecenderungan partai politik akan mementingkan egonya masing-masing.
"Karena ego sektoral, kedua karena faktor ideologi yang berbeda. Ketiga, karena tidak adanya figur kunci yang merekatkan mereka," ujar Adi.
Namun, menurut dia, poros Islam untuk Pemilu 2024 bukan tak mungkin akan terbentuk nantinya. Asalkan masing-masing partai politik mengesampingkan ego sektoralnya dan mementingkan suara kaum Muslim.
"Poros Islam ini harus punya semangat bersatu atas nama politik dan logika. Tanpa itu, semua poros Islam hanya sebatas wacana dan tidak akan nyata," ujar Adi.