REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, sembilan jembatan pada ruas jalan provinsi mengalami kerusakan serius akibat terjangan badai siklon tropis Seroja pada 4-5 April 2021. Jembatan itu tidak bisa dilewati kendaraan.
"Data sementara, ada sembilan jembatan yang ambruk. Tidak bisa dilewati kendaraan. Proses pendataan masih terus berlangsung," kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi NTT Adi Mboik, di Kupang, Rabu.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan akibat badai siklon tropis Seroja yang melanda sejumlah wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu.
Jembatan-jembatan yang abruk akibat badai tersebut antara lain Jembatan Termanu di Kabupaten Rote Ndao, Jembatan Fatutuaf di Kabupaten Kupang,Jembatan Maukumu di Kabupaten Malaka, Jembatan Neotnana di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Jembatan Waiburak di Pulau Adonara, Flores Timur. Kemudian ada Jembatan Talimetan dan Jembatan Fatubenao di Kabupaten Belu dan Jembatan Benenain. Semuanya terletak di wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste.
Menurut dia, selain kerusakan jembatan, sejumlah ruas jalan provinsi di wilayah itu juga mengalami kerusakan akibat longsor."Saat ini kami masih terus melakukan pendataan. Kita harapkan proses pendataan secepatnya selesai dilakukan, sekaligus dengan perhitungan kerugian," katanya.