Selasa 13 Apr 2021 14:46 WIB

NTT Butuh Pencegahan Penyakit Akibat Pembusukan Jenazah

Bantuan tenaga konseling atau psikolog juga dibutuhkan untuk memulihkan trauma anak.

Warga berjalan dari lokasi pengungsian untuk menengok kondisi rumahnya di Desa Waimatan yang dilanda tanah longsor di Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahad (11/4/2021). Selain karena trauma terjadi longsor susulan, sebanyak 121 kepala keluarga dengan total 389 jiwa di Waimatan yang mengungsi tersebut meminta pemerintah untuk segera merelokasi mereka agar bisa segera bangkit dari keterpurukan pascabencana.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warga berjalan dari lokasi pengungsian untuk menengok kondisi rumahnya di Desa Waimatan yang dilanda tanah longsor di Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahad (11/4/2021). Selain karena trauma terjadi longsor susulan, sebanyak 121 kepala keluarga dengan total 389 jiwa di Waimatan yang mengungsi tersebut meminta pemerintah untuk segera merelokasi mereka agar bisa segera bangkit dari keterpurukan pascabencana.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi mengatakan, kebutuhan yang mendesak saat ini bagi korban bencana Siklon Tropis Seroja adalah pencegahan penyakit akibat pembusukan jenazah di lokasi terdampak.

"Yang mendesak, bagaimana untuk mencegah supaya jangan sampai di tempat-tempat yang masih ada jenazah menjadi tempat untuk penyebaran penyakit baru. Oleh sebab itu kami membutuhkan bantuan dari siapa saja untuk bagaimana menangani ini," ujar Josef.

Josef mengatakan, bantuan pangan dan logistik lainnya telah dapat mencukupi warga terdampak bencana, namun saat ini pengungsi memerlukan stok obat-obatan yang mencukupi kebutuhan di pengungsian.

Selain itu, bantuan tenaga konseling atau psikolog masih diharapkan untuk memulihkan trauma anak-anak yang menjadi korban bencana. Josef berterima kasih kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini dan sejumlah organisasi masyarakat yang turun dan memberi bimbingan konseling.

"Terima kasih oleh Ibu Menteri Sosial dan juga organisasi masyarakat yang telah membantu untuk menghibur, memberikan bimbingan, memberikan konseling kepada anak-anak kami yang terkena bencana, sehingga tidak menimbulkan trauma," kata dia.

Sebelumnya, korban meninggal dunia akibat bencana Siklon Tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur pada Senin (12/4), diperbarui dari 177 orang menjadi 179 orang, dan 45 orang masih dalam pencarian.

"Korban bencana hari ini yang meninggal adalah 179 orang dan hilang 45," ujar Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef.

Ia menjelaskan, terdapat tambahan masing-masing satu orang yang dinyatakan meninggal dunia dari Kabupaten Malaka dan Kabupaten Rote Ndao, menurut data pemerintah provinsi setempat.

Sementara, 46 orang yang masih hilang, Josef mengatakan pemerintah daerah setempat mengupayakan pencarian dengan anjing pelacak, serta Unit K9 Polri untuk menemukan jejaknya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement